Hindari Jebakan Konsumtif di Dunia Digital, Begini Caranya

Iman Firmansyah Suara.Com
Jum'at, 16 Juni 2023 | 14:00 WIB
Hindari Jebakan Konsumtif di Dunia Digital, Begini Caranya
Workshop Literasi Digital “Cakap Literasi Keuangan, Jauhi Budaya Konsumtif di Era Digital”. (Dok: Kemenkominfo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Kamis, 15 Juni 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Cakap Literasi Keuangan, Jauhi Budaya Konsumtif di Era Digital” dengan menghadirkan narasumber Founder DIID, kreator konten, dan Direktur Kreatif SofiaDewi.Co Sophie Tobelly; Ketua Umum Relawan TIK Indonesia Fajar Eri Dianto; serta Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar Erfan Hasmin.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5.

Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga: Pentingnya Berselancar di Dunia Digital dengan Aman

Fajar Eri Dianto, dalam paparannya, menjelaskan, warganet terjebak dalam budaya konsumtif pada umumnya disebabkan fenomena fear of missing out (FOMO), yaitu ketakutan akan tertinggal momen di ranah online, juga termasuk di dalamnya kekhawatiran tidak dapat memanfaatkan kesempatan/opsi terbaik menurut media sosial. Selain itu, ada kecenderungan ketergantungan pemenuhan keinginan bersifat nonprimer, serta ketergantungan pada kebutuhan produk digital berbayar.

“Apalagi, saat ini marak sekali pinjaman online atau pinjol dan fasilitas paylater di berbagai platform lokapasar. Fitur-fitur itu memang memberikan kemudahan pinjaman sehingga dapat merangsang seseorang menjadi konsumtif,” katanya.

Agar terlepas dari jebakan konsumtif, lanjut Fajar, diperlukan pengaturan dan perencanaan keuangan yang akurat. Caranya dengan memprioritaskan keperluan utama dan mengalokasikan dananya dari gaji atau upah yang diperoleh. Lalu, buatlah laporan atau catatan keuangan yang rapi dan berkala.

“Maksimalkan pendapatan yang diperoleh untuk keperluan pokok, misalnya alokasi 50 % dari gaji untuk kebutuhan primer; 30 % untuk kebutuhan nonprimer; lalu sisanya 20 % untuk simpanan, investasi, atau dana darurat,” ujarnya.

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

Baca Juga: Literasi Digital Kemenkominfo di Tegal: Tantangan Transformasi Digital untuk Kemajuan Ekonomi

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI