Frisian Flag Indonesia Tingkatkan Kapasitas Bisnis Peternak Muda Melalui Pelatihan ke Belanda

Iman Firmansyah Suara.Com
Kamis, 01 Juni 2023 | 12:47 WIB
Frisian Flag Indonesia Tingkatkan Kapasitas Bisnis Peternak Muda Melalui Pelatihan ke Belanda
PT Frisian Flag Indonesia (FFI) meluncurkan program Young Progressive Farmer Academy. (Dok: Frisian Flag Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut data BPS, populasi sapi perah di Indonesia mencapai 592.897 ekor pada 2022 dengan produksi susu mencapai 957,19 ribu ton pada 2022.

Usaha peternakan sapi perah di Indonesia masih didominasi oleh usaha skala kecil yang memiliki satu sampai lima ekor sapi, dengan pemeliharaan yang bersifat tradisional sehingga produktivitas sapi perah masih di angka rata-rata 10-12 liter per ekor per hari.

Rendahnya penghasilan dari usaha kecil ini membuat peternak tidak fokus dan cenderung memiliki kegiatan ekonomi lainnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Di sisi lain, sebaran tertinggi usia peternak sapi perah adalah 50-60 tahun. Kondisi ini akan mengancam masa depan peternakan sapi perah dan industri susu di Indonesia.

PT Frisian Flag Indonesia (FFI), melalui program Dairy Development (DD), meluncurkan program Young Progressive Farmer Academy untuk memberdayakan peternak muda Indonesia dengan pembelajaran praktik manajemen peternakan sapi terbaik dengan ahlinya.

Baca Juga: Sapi Kurban dari Presiden Jokowi Hitam dan Besar, Harganya Rp 100 Juta

Program ini adalah salah satu upaya berkelanjutan FFI untuk mengembangkan peternakan sapi perah Indonesia, menjawab isu regenerasi peternak sekaligus meningkatkan produktivitas serta kualitas susu yang dihasilkan serta pengembangan bisnis mereka dari skala kecil ke menengah.

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengatakan Program Young Progressive Farmer Academy ini adalah bagian dari komitmen FFI untuk mengembangkan peternakan sapi perah dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kualitas susu.

“Melalui program ini kami ingin membina peternak muda skala kecil di Indonesia agar bisnis peternak sapi perah mereka semakin berkembang. Program ini sejalan dengan tujuan perusahaan “Nourishing Indonesia to Progress” dimana diharapkan para peternak muda yang dapat berkontribusi besar dalam mempertahankan bahkan mempercepat laju pertumbuhan sektor peternakan dan industri susu di Indonesia,” ujar Andrew dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Kamis (1/6/2023).

Seleksi program FFI Young Progressive Farmer Academy dilakukan secara tertutup dengan bekerjasama melalui belasan koperasi susu yang tersebar di Jawa untuk menjaring para peternak muda berusia 25-35 tahun yang memiliki 5-8 ekor sapi perah laktasi, dan bernaung di bawah mitra koperasi FFI dari seluruh Indonesia.

Persyaratan lainnya antara lain wajib memiliki lahan minimal 50m2 guna pengembangan, bersedia belajar dan mengimplementasikan cara beternak yang baik, dan berani menerima tantangan dalam pengembangan bisnis.

Baca Juga: Bingung Buat Menu Makanan Idul Adha? Cobain Resep Rawon Daging Sapi yang Enak, Lezatnya Nendang Banget

Melalui program ini, diharapkan dalam tiga tahun ke depan, para peserta FFI Young Progressive Farmer Academy dapat mengembangkan bisnisnya hingga skala medium dengan 10-20 ekor sapi perah laktasi. Peningkatan skala bisnis ini memungkinkan peternak untuk melakukan efisiensi biaya dengan penerapan teknologi praktis di kandang, seperti penggunaan mesin perah dan silase untuk pakan.

Penerapan peternakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan akan mudah diaplikasikan. Diharapkan, peningkatan skala peternakan ini juga akan mendorong kenaikan pendapatan sampai 50 persen.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia,Putu Juli Ardika, mengatakan rendahnya produksi susu di dalam negeri membuat Indonesia masih sangat tergantung pada impor bahan baku susu.

Saat ini hanya 20% bahan baku susu yang tersedia di dalam negeri sehingga 80% sisanya masih harus diimpor. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan di hulu.

Masalah utama dalam pengembangan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) adalah masih sedikitnya populasi sapi perah di Indonesia (592 ribu ekor), rendahnya produktivitas sapi perah rakyat (8-12 liter/ekor/hari) dan tingginya rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu (0,5-0,6).

Selain itu, pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan, minimnya kepemilikan sapi perah peternak rakyat (2-3 ekor per peternak), biaya pembesaran (rearing) anakan sapi perah yang cukup mahal, kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP), serta masih minimnya minat anak muda untuk menjadi peternak.

“Sebagai kontribusi nyata industri pengolahan susu, program FFI Young Progressive Farmer Academyakan mendorong peningkatan produksi susu nasional melalui peningkatan skala bisnis peternak tradisional, produktivitas para peternak ini akan meningkat dan pada akhirnya ikut meningkatkan kesejahteraan mereka,” ucap Putu Juli Ardika.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI