Suara.com - Survei The Employee Health Benefit Paradox yang dilakukan Rey, insurtech kesehatan, pada periode Januari - Februari 2023 terhadap 200 karyawan dari 7 perusahaan startup di Indonesia, terkuak bahwa mayoritas karyawan merasa kurang puas dengan manfaat kesehatan yang mereka miliki.
Hal ini karena limit yang disediakan terlalu rendah tidak sebanding dengan biaya kesehatan yang naik setiap tahun, jaringan rumah sakit sangat terbatas, dan rumitnya persyaratan pengajuan penggantian klaim.
Ketidakpuasan ini membuat hampir sebagian responden (58%) memilih mengorbankan insentif penghasilan untuk dikompensasikan dengan manfaat kesehatan yang lebih sesuai dengan keinginan mereka.
Dari hasil survei tersebut, terkuak juga bahwa para responden berharap ada manfaat kesehatan lain yang disediakan oleh perusahaan agar mereka dapat merasa nyaman bekerja dan berkesempatan meningkatkan kesejahteraan.
Baca Juga: Zurich Catatkan Pembayaran Klaim Rp 1,3 Triliun Sepanjang Tahun 2022
Dan ada pun manfaat kesehatan yang menjadi harapan para karyawan antara lain adalah manfaat rawat jalan, pemeriksaan gigi, kacamata, dan MCU.
Rey, di penghujung tahun 2022 lalu telah menghadirkan ReyforBusiness (RFB) yang berkomitmen membantu para pelaku startup dan UMKM dalam menyediakan manfaat kesehatan bagi karyawannya. Hingga saat ini RFB sudah dimanfaatkan oleh lebih dari 3.000 member dari lebih dari 20 perusahaan. Penerimaan yang baik dari para pelaku bisnis membuat Rey optimis dapat menjangkau lebih dari 100 perusahaan Start-up dan UMKM hingga akhir tahun 2023.
Manfaat ReyforBusiness salah satunya telah dirasakan oleh Koperasi Telkomsel (KISEL) untuk lebih dari 1.900 karyawannya. Menurut Manager Employee KISEL, Indri Agustina, SDM adalah investasi untuk membesarkan perusahaan sehingga kebutuhan kesehatan perlu diperhatikan.
“Manfaat rawat inap dan rawat jalan sesuai dengan yang dijanjikan dan sudah terintegrasi dengan berbagai fitur kesehatan yang karyawan butuhkan. Pelayanannya juga cepat sehingga kami menilai sepadan dengan biaya premi yang harus kami siapkan,” ujar Indri, dalam keterangannya.
Hal senada disampaikan Finku, startup fintech penyedia aplikasi personal finance, yang memanfaatkan ReyforBusiness untuk 31 karyawannya. CEO & Co-Founder Finku Reinaldo Tendean mengatakan setiap harinya Finku harus mengelola 20 juta lebih transaksi masyarakat dari 600 ribu pengguna. Operasional yang sangat sibuk membuat Finku sangat terbantu dengan adanya RFB.
Baca Juga: Konsisten Meningkat, Industri Asuransi Jiwa Berikan Perlindungan untuk 87 Juta Tertanggung
“RFB membantu kami lebih efektif dan efisien sehingga premi yang harus kami bayar pun tidak terasa berat Manfaat asuransi kesehatan sudah terintegrasi dengan layanan kesehatan dalam satu aplikasi yang mudah digunakan oleh karyawan dan keluarganya secara personal sehingga Human Resources dapat berfokus pada hal lainnya,” sebut Renaldo.
Head of Business Rey, Apriza Gilang Perdana, mengatakan inovasi ReyforBusiness dilatarbelakangi oleh keinginan Rey menjawab kebutuhan pelaku bisnis startup dan UMKM yang ingin menyediakan proteksi kesehatan bagi karyawan.
“RFB merupakan solusi penyediaan manfaat kesehatan yang bersifat holistik, lebih dari sekadar proteksi kesehatan karyawan karena sudah terintegrasi dengan berbagai manfaat kesehatan dalam satu aplikasi Rey yang dapat diakses kapan dan di mana saja. Dengan RFB, para pebisnis dapat menyediakan asuransi kesehatan sehingga karyawannya berkesempatan mencapai kesejahteraan karena finansial keluarga sudah terlindungi dari risiko menanggung biaya medis yang tinggi dan berkesempatan menjalani hidup yang lebih baik dari manfaat wellness yang tersedia pada berbagai fitur dalam RFB,” katanya.
Dengan memanfaatkan RFB yang menyediakan manfaat kesehatan yang holistik, maka perusahaan dapat lebih produktif. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian para pebisnis agar bisa mencapai target bisnis karena kinerja karyawan berbanding lurus dengan bisnis perusahaan.
Kinerja dapat meningkat bila karyawan loyal, merasa bahagia, termotivasi bekerja giat, dan dapat fokus bekerja. Jika kinerja bagus maka perusahaan berpeluang untuk berkembang.
Lebih lanjut, Gilang mengungkap bahwa pelaku usaha akan mendapatkan paradigma baru bahwa membangun serta mengharapkan bisnis berkembang dan bertahan lama membutuhkan pengelolaan yang tepat mulai dari SDM hingga keuangan.
Menurutnya, mengasuransikan karyawan adalah mitigasi keuangan perusahaan dari beban biaya pengobatan, dan mitigasi proses bisnis yang dapat terganggu jika karyawan mengalami tekanan finansial karena harus membayar biaya pengobatan sendiri atau dibiayai dengan utang. Mengasuransikan karyawan juga dapat menghindari angka turnover sebab karyawan cenderung membandingkan fasilitas yang ia dapat dari tempat kerja sekarang dengan tempat kerja lainnya.