Suara.com - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Jumat, 26 Mei 2023, di Jawa Barat.
Tema yang diangkat adalah “Tipuan Dating Online Berujung Celaka di Media Sosial” dengan menghadirkan narasumber Dewan Pengarah Siberkreasi Fajar Eri Dianto, Julita Hazeliana selaku Komite Edukasi Mafindo dan dosen Universitas Islam Internasional Dalwa Reiza Praselanova.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5.
Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Baca Juga: Sekjen NasDem Johnny Plate Tersangka Korupsi, Jokowi Enggan Disebut Ada Intervensi Politik
Dating online, menurut Fajar Eri Dianto, adalah platform komunikasi online berbasis web atau aplikasi yang dirancang khusus agar warganet dapat berinteraksi secara dekat untuk mendapatkan pasangan yang dianggap sesuai dengan kriterianya.
Beberapa macam jenis aplikasi ini antara lain Tinder, Bumble, Hinge, Coffee Meet Bagel, Happn, dan OKCupid. Umumnya, aplikasi ini memiliki sejumlah manfaat, yaitu memperluas jaringan pertemanan.
“Namun, tetap dibutuhkan tips dan trik agar aman menggunakan aplikasi daring online. Beberapa yang harus dilakukan adalah tinjau semua fitur keamanan yang ada, gunakan pelacak nomor, perhatikan proses validasi, periksa profil, mewaspadai ajakan pertemuan langsung (kopdar), serta beritahu teman,” ujarnya.
Fajar mengatakan, menjaga keamanan menggunakan aplikasi ini sangat penting. Sebab, saat ini banyak sekali beredar informasi palsu, termasuk identitas palsu pengguna aplikasi kencan online.
Apalagi, aplikasi ini juga terkadang dimanfaatkan untuk mencari atau mengumpulkan data penggunanya. Yang lebih buruk adalah ada yang berusaha memeras, melecehkan, hingga terjadi penculikan.
Baca Juga: Waspada Rekam Jejak Digital, Pesan Literasi Digital dan Gelar Budaya Kemenkominfo di Cilacap
“Ketersediaan berbagai fasilitas digital yang mempermudah berbagai kebutuhan aktivitas termasuk dengan pemenuhan kebutuhan mengenal berkawan hingga berkencan. Bahkan, hubungan yang lebih jauh, membawa manfaat yang sangat besar selain juga dapat membawa petaka di kemudian hari,” ungkapnya.
Reiza Praselanova juga mengingatkan, aplikasi kencan online kerap dimanfaatkan oleh pelaku love scamming. Pelaku ini memanipulasi perasaan korban, gampang bilang suka dan sayang, ujungnya minta uang dengan alasan keluarga sakit, kena musibah dan lainnya. Bahkan, tak menutup kemungkinan pelaku bertindak kriminal, memalsukan identitas, atau sekadar menjadi alat pemuas nafsu.
Untuk mencegah potensi bahaya menggunakan aplikasi kencan online, lanjut Reiza, adalah dengan menggunakan aplikasi yang sudah terpercaya dan aman. Berikutnya, jangan ragu meriset profil orang yang hendak ditemui lewat aplikasi ini. Tips lainnya adalah penting untuk membuat batasan serta tidak menggantungkan sepenuhnya masalah jodoh lewat aplikasi.
“Ingat, ada hak dan tanggung jawab dalam beraktivitas di ruang digital. Menjaga hak orang lain, termasuk reputasi orang lain, adalah penting. Begitu juga dengan menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat,” ucapnya.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.