Suara.com - Industri fashion Indonesia terus berkembang dengan hadirnya banyak brand lokal yang menawarkan kualitas dan desain yang menarik. Salah satu cerita sukses dalam dunia bisnis pakaian ready-to-wear Indonesia datang dari brand lokal bernama Leviora.
Sepak terjang bisnis Leviora dimulai dengan modal awal hanya Rp100 ribu, namun mereka mampu mengubah keterbatasan modal menjadi kekuatan dan mengukir hasil yang mengagumkan dalam waktu yang relatif singkat.
Berawal dari 2017, saat itu, seorang perempuan yang akrab disapa Sherly (25), memulai bisnis pakaian saat dirinya masih duduk dibangku kuliah. Uang modal awal hanya sebesar Rp100 ribu, yang ia dapat dari keluarganya.
“Saat pertama kali pegang uang Rp100ribu, saya langsung gunakan untuk biaya jahit dan beli bahan dasar kain pembuatan hijab. Awalnya hanya membuat satu buah saja untuk sampel. Saat itu masih menggunakan sistem jualan pre-order, jadi produk baru akan dibuat saat ada pesanan dari pembeli, saya tawarkan ke lingkungan terdekat, teman-teman di kampus,” ujar Sherly.
Baca Juga: Rahasia Banyak Brand Lokal di Indonesia Makin Berkembang: Bangun Ekosistem!
Setiap hari, Sherly harus bolak-balik menjelajah ke sejumlah toko kain di daerah Tangerang, selepas ia menyelesaikan mata kuliahnya. Ia pernah mengalami kejadian tak mengenakan saat tengah di perjalanan dari toko kain menuju rumah.
“Saat itu, seketika sepeda motor yang saya kendarai hilang kendali karena membawa barang belanjaan (bahan kain) yang banyak dan berat,” ungkap Sherly. Kejadian tersebut tidak lantas membuat ia berhenti.
Jual Ribuan Rajut Kurang dari 5 Menit
Menggunakan berbagai macam cara untuk memperluas jangkauan pembeli, Sherly mencoba untuk mengandalkan media sosial untuk menarik pelanggan baru.
Tahun 2020, Leviora berhasil mendapatkan respons positif dari pengikutnya di Instagram, yang saat ini memiliki jumlah followers aktif lebih dari 670.000. Sherly memanfaatkan kekuatan media sosial untuk membangun brand awareness dan menjangkau target audiens mereka. Leviora aktif dalam berbagai pameran dan acara komunitas untuk memperluas jangkauan mereka.
Baca Juga: Jatuh Bangun Brand Modest Fashion Lokal Tampil di New York Fashion Week 2024, Desainer Sampai Stres!
Upaya untuk memperluas jangkauan pembeli terus dilakukan, salah satunya, Leviora juga melakukan kolaborasi dengan beberapa influencer Instagram, membuat spesial koleksi eksklusif untuk mereka. Salah satunya Dianty Annisa, yang menciptakan antusiasme besar di kalangan pengikut keduanya.
"Berkolaborasi dengan Influencer di Instagram menjadi hal baru bagi Leviora. Saya sangat senang bekerja sama dengan mereka, karena lewat kolaborasi, kami dapat menemukan ide dan konsep yang inovatif,” tuturnya.
Permintaan pasar pada produk Leviora yang terus meningkat membuat Sherly menambah lini pegawai mulai dari bagian pengemasan, pelayanan pelanggan, sampai quality control.
Leviora yang awalnya bekerjasama dengan vendor konveksi dari pihak luar, sekarang sudah berkembang memiliki konveksi sendiri, dengan jumlah penjahit lebih dari 10 orang. Tak hanya pakaian blouse, tapi sederet koleksi baru hadir, mulai dari cardigan, sweater, tas, kemeja, dan sepatu. Namun, produk yang menjadi incaran banyak penggemar adalah koleksi rajutnya.
“Penjualan Leviora yang paling best-seller ada di koleksi rajut. Saya berpikir, kenapa saya tidak buat saja rajut yang unik khas Leviora,” ucap Sherly.
Leviora kini berhasil menjual produk rajut sebanyak 1000 buah kurang dari 1 menit setelah peluncurannya. Kini Leviora mampu menjual lebih dari 10.000 pakaian rajut dengan berbagai model setiap bulannya.
Leviora membuka ruang tumbuh bagi para perajin lokal, khususnya rajut.
“Salah orang perajin lokal (Adi) pernah cerita kepada saya, saat itu, ia memiliki 5 mesin rajut, hanya 2 yang beroperasi, namun setelah Leviora datang membawa pesanan produksi yang banyak, semua mesin rajutnya kembali aktif, bahkan sampai kewalahan katanya,” kisah Sherly.
Saat ini, komitmen untuk menggunakan jasa para perajin lokal mendatangkan keuntungan bagi Leviora, karena segala proses produksi menjadi lebih mudah dan cepat. Sherly berharap, sektor industri rajut lokal terus berkembang dan dapat terus bersaing di kancah internasional.