Suara.com - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Rabu, 17 Mei 2023, di Jawa Barat.
Tema yang diangkat adalah “Pentingnya Literasi Digital dalam Beraktivitas di Media Sosial” dengan menghadirkan narasumber Founder Sobat Cyber Indonesia Al Akbar Rahmadillah; Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali Ni Kadek Dwi Febriani; dan Peneliti Komunitas Digital Kaliopak Luqman Hakim Bruno.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Ni Kadek Dwi Febriani menjelaskan, dalam ruang digital, interaksi dan komunikasi yang dilakukan dilatarbelakangi oleh perbedaan budaya atau kultur. Dari ragam perbedaan budaya tersebut kemudian menciptakan standar baru tentang etika. Oleh karena itu, segala aktivitas digital di ruang digital dengan menggunakan media digital memerlukan apa yang disebut etika digital.
Baca Juga: Tips UMKM Agar Jualan Online Makin Laku: Gunakan Media Sosial
“Contoh etika dalam media sosial adalah bersikap kritis dan berpikir sebelum bertindak (memiliki-posting), tidak menyebarkan data pribadi, menyebutkan sumber, tidak menggunakan huruf kapital secara keseluruhan, dan berhati-hati dalam meneruskan pesan,” katanya.
Ni Kadek melanjutkan, pengguna ruang digital harus sadar bahwa interaksi di dunia maya bukan sekadar berurusan dengan deratan huruf dan layar monitor, tetapi juga dengan manusia sesungguhnya yang ada di jaringan yang lain. Menurut dia, internet adalah anugerah, tetapi bisa menjadi bencana tatkala teknologi yang mengendalikan manusianya. Oleh sebab itu, benar apabila ada ungkapan di mana bumi dipijak, di situ langit di junjung.
Al Akbar Rahmadillah mengingatkan bahwa tanpa etika dalam bermedia sosial, potensi terjadinya konflik amat besar. Ia mencontohkan peristiwa viral di mana emak-emak berkelahi di tengah jalan gara-gara bermula dari saling ejek di media sosial. Selain itu, ada pula remaja yang berkelahi hingga tewas dibacok yang semua bermula dari media sosial. Sebaliknya, dengan etika yang tepat, media sosial juga dapat memberi manfaat besar.
“Amat diperlukan literasi digital dalam bermedia sosial. Ada lima panduan dasar menggunakan media sosial, yaitu menjaga privasi, menjaga keamanan perangkat dan akun, menghindari hoaks, menyebarkan hal atau konten yang positif, serta menggunakan media sosial tidak berlebihan atau seperlunya saja,” ujarnya.
Al Akbar menambahkan, pentingnya literasi digital dalam beraktivitas di media sosial adalah kita harus mengerti arti pentingnya literasi digital, yaitu kita harus mempunyai pemikiran yang kritis, dan semua yang berada media sosial belum tentu benar. Oleh karena itu, menyebar konten yang positif dan akurat amat dibutuhkan.
Baca Juga: 3 Aplikasi Penambah Followers Instagram Terpercaya dan Tercepat
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.