Tenang dan Bersikap Kritis, Kunci Hadapi Provokasi di Ruang Digital

Iman Firmansyah Suara.Com
Kamis, 11 Mei 2023 | 16:40 WIB
Tenang dan Bersikap Kritis, Kunci Hadapi Provokasi di Ruang Digital
Workshop Literasi Digital, “Jangan Mudah Terprovokasi! Jaga Persatuan dan Keberagaman di Ruang Digital”. (Dok: Kemenkominfo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Rabu, 10 Mei 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Jangan Mudah Terprovokasi! Jaga Persatuan dan Keberagaman di Ruang Digital” dengan menghadirkan narasumber penulis dan pegiat seni Sarah Monica; Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia I Gede Putu Krisna Juliharta; serta dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta Ade Irma Sukmawati.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5.

Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Hoaks dan Cara Mencegahnya

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan bahwa selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.

Mengawali paparannya, Ade Irma Sukmawati menguraikan soal tantangan bermedia digital di era sekarang ini. Ragam tantangan tersebut adalah perundungan siber (cyberbullying), kejahatan siber (cyber fraud), pornografi, judi online, dan cyber stalking. Kejahatan siber, selain penipuan, juga informasi yang tidak benar atau hoaks. Begitu pula ujaran kebencian yang mengandung provokasi.

“Beberapa contoh kasus dari sejumlah tantangan tersebut, misalnya, berawal dari pertengkaran di media sosial, sejumlah remaja sekolah berkelahi hingga ada yang menjadi korban penganiayaan. Begitu pula provokasi di media sosial yang berujung pada tawuran antar sekolah,” katanya. 

Hal tersebut, imbuh Ade Irma, disebabkan rendahnya tingkat literasi digital pengguna media sosial. Oleh karena itu, sangat penting mengaplikasikan nilai-nilai luhur dalam Pancasila ke ruang digital.

Baca Juga: Wujudkan Transformasi Masyarakat Digital, Kemenkominfo Jalin Kerja Sama dengan BMDV

Caranya adalah menghindari pertemanan atau lingkungan yang memberikan dampak negatif, meningkatkan kecakapan penggunaan ruang digital sehingga memberikan manfaat yang optimal serta memastikan setiap interaksi di ruang digital dapat memberikan rekam jejak yang positif.

Terkait hoaks atau kabar bohong, I Gede Putu Krisna Juliharta memberikan tips pencegahannya. Cara pertama adalah dengan memeriksa alamat URL atau web yang menyebarkan kabar yang mengandung dugaan hoaks tersebut. Kemudian, untuk memastikan apakah berita tersebut hoaks atau bukan, dapat diperiksa menggunakan fitur pemeriksaan fakta (fact checking). Menurut dia, hoaks pada umumnya ditulis dengan tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

“Berita palsu kerap membuat marah pembacanya sehingga terprovokasi. Oleh karena itu, cermati dulu isi berita tersebut dan pastikan kebenarannya. Selain itu, berpikirlah sebelum menyebarkan berita tersebut ke orang lain lewat media sosial,” ungkapnya.

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI