Suara.com - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Rabu, 3 Mei 2023, di Jawa Barat.
Tema yang diangkat adalah “Sukses Meraih Cuan dari Online Shop” dengan menghadirkan narasumber Chief Operating Regional ACSB Jawa Timur Muhajir Sulthonul Aziz; dosen Telkom University dan Relawan TIK Indonesia Dudi Rustandi; serta Sekretaris Jenderal Indonesian Association for Public Administration Bevaola Kusumasari.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.
Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Baca Juga: Wujudkan Transformasi Masyarakat Digital, Kemenkominfo Jalin Kerja Sama dengan BMDV
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan bahwa selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.
“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.
Mengawali paparannya, Muhajir Sulthonul Aziz menjelaskan definisi tentang e-commerce atau perdagangan secara elektronik. Menurut dia, e-commerce adalah bentuk perdagangan yang dilakukan secara online dengan memanfaatkan internet. E-commerce bisa dilakukan melalui komputer, laptop, atau smartphone.
Pertumbuhan e-commerce global, menurut Statista, total nilai transaksi e-commerce global diperkirakan mencapai 4,9 triliun dollar AS pada tahun 2021, naik dari 3,5 triliun dolar AS pada tahun 2019.
“Pahami kelebihan dan kekurangan masing-masing platform yang digunakan dalam e-commerce. Ada platform yang menawarkan banyak potongan harga, tetapi deskripsi barang yang dijual oleh pedagang amat minim. Ada juga platform yang kebijakan pengembaliannya mudah dan bisa diandalkan, namun harga barangnya relatif lebih mahal,” kata Muhajir.
Baca Juga: Anak-Anak Maluku Tengah Dapat Pelatihan Tentang Berselancar di Dunia Digital
Untuk meraih cuan lewat online shop, menurut Muhajir, tak ada salahnya pedagang memahami beberapa fitur unik dalam e-commerce yang patut diketahui. Contohnya adalah fitur live chat memungkinkan pengguna untuk berbicara dengan agen layanan pelanggan secara langsung; fitur personalisasi memungkinkan platform e-commerce untuk menyesuaikan pengalaman pengguna sesuai dengan preferensi mereka. Selain itu, ada juga fitur program loyalitas yang memberikan penghargaan kepada pelanggan setia dengan diskon, pengiriman gratis, atau hadiah lainnya.
Dudi Rustandi menambahkan, dalam berbisnis di e-commerce dibutuhkan etika atau sopan santun yang harus dipegang teguh penjual maupun pembeli. Untuk penjual, mereka diharuskan bersikap sopan kepada pembeli. Misalnya, senantiasa menjawab semua pertanyaan yang diajukan pembeli, menyapa pembeli dengan kata yang sopan dan santun, serta tidak menyalahgunakan data pembeli.
“Alasan penerapan etika dalam jual beli online adalah demi citra perusahaan (penjual) dan reputasinya, menciptakan ruang digital yang nyaman dan ramah, serta demi keberlangsungan bisnis itu sendiri,” tutur Dudi.
Agar sukses berbisnis secara online, Bevaola Kusumasari memberikan sejumlah tips penting. Pertama, pilihlah platform yang tepat. Memilih platform harus yang sesuai dengan produk yang akan dijual, target pasar, dan kemampuan penjual. Kedua, penyajian produk yang menarik: pentingnya menyediakan foto produk yang berkualitas tinggi, deskripsi yang jelas dan informatif, serta harga yang kompetitif.
“Ketiga adalah optimalisasi SEO (Search Engine Optimization) bahwa pentingnya memahami SEO dan mengoptimalkannya agar produk mudah ditemukan oleh calon pembeli melalui mesin pencari,” ucapnya.
Bevaola juga mengingatkan pentingnya mengenal target pasar.
Menurut dia, pengenalan target pasar akan membantu menyesuaikan penawaran produk dan strategi pemasaran agar lebih efektif. Menyusun rencana bisnis juga penting yang mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang, strategi pemasaran, dan analisis kompetitor. Rencana ini akan membantu untuk tetap fokus dan mengukur kemajuan.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.