Dompet Dhuafa Buka Kolaborasi Bangun 60 Kawasan Masyarakat Berdaya

Selasa, 18 April 2023 | 11:23 WIB
Dompet Dhuafa Buka Kolaborasi Bangun 60 Kawasan Masyarakat Berdaya
Kick Off 60 Kawasan Mandiri & Berdaya (MADAYA) di Rumah Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (14/4/2023). (Dok: Dompet Dhuafa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dompet Dhuafa menggelar acara Kick Off 60 Kawasan Mandiri & Berdaya (MADAYA) bertempat di Rumah Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (14/4/2023). Acara ini juga sekaligus sebagai ajang diskusi diikuti oleh berbagai pihak denga tema: Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Melalui Optimalisasi Sumberdaya Lokal yang Terintegrasi dan Berkelanjutan.

Hadir sebagai pembicara dalam acara ini, Rahmad Riyadi selaku Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Bambang Suherman selaku Direktur Program Dompet Dhuafa, Ramli Usman selaku Pendamping Program Desa Kopi Sinjai, Rizki Oktavianus selaku Manager Umum & TJSL PT. Kimia Farma, serta turut mengundang lembaga-lembaga amil zakat dan awak media.

Pada kesempatanna, Rahmad Riyadi menyampaikan, program ini merupakan upaya Dompet Dhuafa dalam menyalurkan dana masyarakat dengan lebih efektif melalui cara pemberdayaan. Pada saat ini, pemberdayaan ditingkatkan dan dimaksimalkan agar bisa menjangkau lebih luas, yaitu dalam bentuk sebuah Kawasan Madaya. 

Kawasan Madaya dikembangkan sebagai program multi tematik meliputi 5 pilar, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, dan dakwah. Khusus pada pemberdayaan ekonomi, kawasan yang diberdayakan adalah kawasan yang memamg memilii syarat-syarat yang bisa dikembangkan dan bisa berkelanjutan. 

“Pada pemberdayaan ini yang Dompet Dhuafa tekankan adalah bagaimana nilai tambah dari sektor riil itu bisa konkret dna memberika dampak pada masyarakat," terang Rahmad.

Kawasan Madaya Dompet Dhuafa melakukan pendekatan intensifikasi program pemberdayaan masyarakat berbasis kawasan yang telah ditetapkan perimeternya, baik berbasis geografi ekologis maupun administratif pemerintahan. Kawasan ini nantinya juga akan menjadi kawasan tanggap bencana dan model bagi pengelolaan berbasis kesadaran lingkungan dan adaptasi perubahan iklim.

Implementasinya, program ini menggunakan metode pendekatan filantropreneurship, yaitu program degan 3 tahanpan: Pedampingan mustahik, penguatan kelembagaan kemitraan, dan aliansi nasional sosial enterprise. 

Kawasan pertama yang diinisiasi adalah kawasan pemberdayaan ekonomi yang memberikan kepastian terbentuknya sumberdaya bagi pembiayaan program tematik lainnya. Selanjutnya kawasan dikembangkan menjadi kawasan pendidikan, khususnya pendidikan fungsional yang berhubungan langsung dengan komoditas ekonomi yang dikembangkan. Setelah itu dilanjutkan dengan pengembangan program pendidikan berbasis institusi pendidikan formal yang ada di lokasi kawasan.

Tahap setelah itu adalah pengembangan kawasan sehat, di mana seluruh kawasan dikelola dengan penguatan perilaku sehat masyarakat berbasis promotif, preventif dan kuratif. Program kesehatan Ini bekerja sama dengan faskes yang terdapat di lokasi kawasan untuk mengelola 10 isu kesehatan Indonesia, dan bertujuan menghasilkan kader-kader sehat di kawasan.

Baca Juga: TERBARU! Sandiaga Uno Berpotensi Menduduki Posisi Teratas di PPP dan Menjadi Kandidat Utama Pilpres 2024

Pengembangan terakhir adalah kawasan pengembangan lingkungan dan budaya. Dalam program ini, kesadaran lingkungan berbasis adaptasi terhadap perubahan iklim dan kesiagaan bencana dikembangkan menjadi sistem sosial di masyarakat. Selain itu, juga menggunakan pendekatan budaya lokal yang memperkuat akar kekeluargaan dan ikatan sosial masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI