Suara.com - Bank Dunia telah memprediksi, pada 2023 kemungkinan akan terjadi resesi ekonomi secara global. Beberapa indikasi yang sudah terasa, diantaranya kenaikan inflasi yang berakibat pada kenaikan suku bunga pada bank sentral.
Sejalan dengan isue tersebut, Publikasi Indonesia mengulasnya dalam conference international berjudul “ 1st International Conference On Economic and Social Science“ dan mengangkat topik mengenai “ Economic crisis Recovery and business transformation in facing global recession”. Conference ini dihadiri oleh pembicara dari Ethiopia, Malaysia dan Nigeria
Acara ini dihadiri oleh tiga pembicara luar negeri, yaitu Dr. T. Velmurugan dari jigjigaa university, FDREE di Ethiopia, Dr. Al-Harath Abdulaziz Mohammed Atiek dari Al- Madinah international university di Malaysia dan Dr. Ifeanyi Martins Nwokeocha, PhD dari heritage polytechnic di Nigeria serta Dr. Dhanan Utomo dari Heriot-watt university di edinburg sebagai keynot speaker.
Spesial sebagai pembuka acara, welcome speech dibawakan oleh Direktur Sekolah Tinggi Agama Islam Kuningan, Dedy Setiawan, S.E., M.E. sebagai tuan rumah penyelenggara conference, yaitu Indonesia.
Baca Juga: Sentil Bank Dunia, Wapres Maruf Amin: Harga Beras Indonesia Masih Wajar
Acara ini juga berkolaborasi dengan Lembaga Cakap, yang merupakan startup pengembang aplikasi edukasi teknologi asal Indonesia yang fokus pada pendidikan.
Acara tersebut digelar secara online melalui zoom meeting pada 25 Maret 2023, pada 09.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, profesor, peneliti dan para akademisi.
Mereka yang hadir juga mempresentasikan hasil penelitian atau karya ilmiah mereka. Hasil penelitian akan di-publish di prosiding milik Publikasi Indonesia dan bisa di akses oleh umum.
Publikasi Indonesia merupakan Lembaga penerbitan karya ilmiah seperti jurnal, prosiding dan buku. Berkantor di Cirebon, lembaga ini telah berbadan hukum resmi berbentuk PT. sudah ratusan karya ilmiah yang telah di publikasikan oleh publikasi Indonesia.
Selain itu, Publikasi Indonesia juga telah banyak mengadakan agenda seperti workshop, webinar, conference dan berbagai pelatihan dalam rangka memajukan dunia riset dan Publikasi di Indonesia.
Baca Juga: Bank Dunia Bilang Harga Beras RI Paling Mahal, Mentan Justru Klaim Terendah, Bikin Bingung