Pererat Hubungan Bisnis, Pengusaha Karpet Pakistan Ingin Bangun Perkumpulan Indonesia-Pakistan

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 03 April 2023 | 18:30 WIB
Pererat Hubungan Bisnis, Pengusaha Karpet Pakistan Ingin Bangun Perkumpulan Indonesia-Pakistan
Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Erdiriyo melakukan silaturahmi dengan Pengusaha karpet asal Pakistan, Atta Ul Karim, di Istana Al-Barkat dengan pada Rabu (31/3/2023).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengusaha karpet asal Pakistan Atta Ul Karim melakukan silaturahmi Ramadhan di Istana Al-Barkat dengan Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Erdiriyo

Pertemuan yang dilakukan pada Rabu (31/3/2023) tersebut, Atta yang berasal dari Pakistan namun sangat cinta Indonesia, mengutarakan niatnya ingin membangun wadah perkumpulan antar dua negara yaitu Pakistan dan Indonesia, yang disingkat menjadi Pakindo.

Hal ini tentu saja disambut hangat oleh Erdiriyo, bahkan Asdep berdarah Cirebon ini turut memberikan langkah-langkah konkrit untuk terbangunnya wadah Pakindo.

"Perkumpulan ini nanti jangan membebani anggotanya. Makanya harus dilandasi dengan hybrid bisnis dan pemberdayaan berbasis moralitas, karena dengan ini perkumpulan akan bisa berjalan. Ciptakan kegiatan perekonomian, jika berhasil maka secara otomatis perkumpulan akan berjalan dengan sendirinya," ucapnya.

Baca Juga: Ingin Fokus Bisnis, Ivan Gunawan Berniat Untuk Pensiun

Atta yang memang sedari dulu sudah ingin membentuk wadah ini, ternyata juga sudah banyak melakukan observasi. Hal itu ditandai dengan ungkapannya yang menjelaskan terkait peluang apa saja bisnis atau kegiatan ekonomi yang bisa dilakukan.

"Rempah yang banyak digunakan di Pakistan itu kebanyakan impor dari India, dan India ternyata banyak juga rempahnya yang impor dari Indonesia," jelas lelaki yang sering disebut Sultan Karpet.

"Artinya jika sudah ada wadah ini, kita bisa memangkas jalur impor, sehingga Pakistan bisa langsung impor ke Indonesia," imbuhnya.

Dengan demikian tentu secara harga juga akan jauh lebih murah, karena barang dikirim langsung ke Pakistan, tidak melalui India terlebih dahulu.

Tentu saja jika hal ini terjadi, akan sangat menguntungkan dua belah pihak.

Baca Juga: Ada Indikasi Praktik Cuci Uang di Bisnis Solar Ilegal di Sumsel, Ditemukan Rekening Rp 16 Miliar

Erdiriyo sangat mendukung karena manfaatnya nyata untuk dua negara dan siap jika ditunjuk menjadi struktural apabila wadah ini sudah berdiri.

"Ini bisa menjadi jembatan terjalinnya berbagai kerjasama antara Pakistan dan Indonesia. Saya siap jadi pembina wadah ini jika diperlukan," imbuhnya.

Dari hasil diskusi ini, tidak hanya di bidang ekonomi, banyak sekali kemungkinan yang bisa dijalin kerjasamanya seperti program pendidikan, pariwisata atau bahkan mitigasi bencana.

Mengingat Indonesia dan Pakistan punya kesamaan yang mendasar, yaitu sama-sama sebagai negara muslim terbesar di dunia.

Atta Ul Karim yang mendengar hal ini tentu senang sekali, sebab apa yang menjadi cita-citanya akan dapat terwujud.

"Saya senang ada orang yang bisa berpikir seperti saya, apalagi ini adalah orang yang pas dan bisa mendukung program di Pakindo yang manfaatnya nanti kembali lagi untuk kedua negara tersebut," ujarnya.

Tak lupa Atta juga bersyukur karena ada tokoh yang mau merangkulnya. Untuk itu, ia punya target akan segera merealisasikan segera hasil dari pertemuan ini.

"Dalam waktu dekat, saya ingin langsung mempertemukan beliau dengan dubes Pakistan saat ini, Muhammad Hasan," tutup Atta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI