Tingkatkan Kualitas Obat dan Alat Kesehatan di Indonesia, Perusahaan Farmasi asal Korea Selatan Siap Lokalisasi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 31 Maret 2023 | 10:57 WIB
Tingkatkan Kualitas Obat dan Alat Kesehatan di Indonesia, Perusahaan Farmasi asal Korea Selatan Siap Lokalisasi
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin (paling kiri) dan Executive Vice President Daewoong Pharmaceutical Seongsoo Park (paling kanan) membahas pertumbuhan bersama industri biofarmasi. (Dok. Daewoong)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasar industri farmasi di Indonesia terus mengalami kenaikan pesat. Akibatnya, tidak sedikit perusahaan farmasi dari luar negeri yang berkeinginan mengembangkan obat dan alat kesehatan dengan kerja sama (joint venture) dengan perusahaan farmasi lokal.

Salah satunya adalah Daewoong Pharmaceutical, yang mengumumkan keinginan untuk ‘Bertumbuh Bersama' sebagai perusahaan unggulan yang mendorong pertumbuhan industri kesehatan di Indonesia.

Dalam acara Forum Kerjasama Investasi Ulang Tahun ke-50 Hubungan diplomatik Korea-Indonesia yang diadakan di The Ambassador Seoul – A Pullman Hotel pada tanggal 24 Maret lalu, Wakil Presiden Eksekutif Daewoong Pharmaceutical Seongsoo Park memberikan presentasi contoh kesuksesan dan visi Daewoong Pharmaceutical di Indonesia.

“Melihat dari pasar farmasi global yang bertumbuh 5-6% setiap tahunnya, Indonesia, dengan sumber daya manusia terbesar keempat di dunia memiliki potensi pertumbuhan yang tak tertandingi, sehingga rata-rata pertumbuhan pasar farmasi diperkirakan 11,8% selama lima tahun ke depan," kata Wakil Presiden Park, dalam keterangan yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Minum Teh Setelah Makan Besar Memangnya Berbahaya? Ini Jawaban Ahli Farmasi

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (kiri), dan Seongsoo Park, Wakil Eksekutif Presiden Daewoong Pharmaceutical, berfoto bersama. (Dok. Daewoong)
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (kiri), dan Seongsoo Park, Wakil Eksekutif Presiden Daewoong Pharmaceutical, berfoto bersama. (Dok. Daewoong)

Acara tersebut juga dihadiri Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Won Hee-ryong dan Wakil Menteri Ekonomi dan Keuangan Bang Ki-sun, serta Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Wakil Presiden Eksekutif Daewoong Pharmaceutical Seongsoo Park, untuk membahas penguatan kemitraan dan kerjasama kesehatan antara Korea Selatan dan Indonesia.

Wakil Presiden Park memilih 'strategi lokalisasi kompetensi inti' seperti: kerja sama aktif dengan perusahaan lokal seperti perusahaan gabungan (joint venture); lokalisasi seluruh aspek penelitian, pengembangan, produksi, penjualan; aktif berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia; pengembangan projek khusus seperti kecantikan medis dan sel terapi.

Pada tahun 2012, Daewoong Pharmaceutical mendirikan Daewoong Infion, sebuah perusahaan gabungan dengan perusahaan farmasi lokal 'Infion' untuk melokalisir bisnis farmasi dan bio. Melalui pembangunan pabrik biofarmasi pertama di Indonesia, Daewoong telah berkontribusi dalam pengembangan industri biofarmasi lokal, termasuk transfer teknologi unggul, dan membentuk fondasi operasional langsung seperti penelitian dan pengembangan, produksi, dan penjualan. Khususnya, EPO (nama produk: Epodion) yang diproduksi oleh Daewoong di Indonesia telah mempertahankan pangsa pasar nomor satu di Indonesia sejak tahun 2017, dan setelah memperoleh sertifikasi halal pada tahun 2020, produk-produk yang diproduksi secara lokal didorong untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.

Daewoong Pharmaceutical mendorong lokalisasi bisnis kecantikan dan bedah komestik di Indonesia untuk menghasilkan nilai tambah yang tinggi dalam industri biofarmasi Indonesia. Melalui investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang sedang berlangsung di Bali dan Cikarang, Daewoong Pharmaceutical berencana untuk mentransfer teknologi inti terkait kecantikan, seperti pengembangan produk baru, produksi, dan ekspor botulinum toxin. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyebaran teknologi medis terkini dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

Selain itu, perusahaan farmasi Daewoong sedang mendorong kolaborasi terbuka aktif dengan lembaga-lembaga terkemuka untuk melakukan lokalisasi R&D. Strategi ini melibatkan perluasan lima kali lipat dari kerjasama terbuka dengan universitas di Indonesia yang telah dilakukan sebelumnya, dengan tujuan memperkuat kemampuan R&D global melalui kolaborasi dengan bakat lokal terbaik. Khususnya, setelah menandatangani MOU pada September lalu, lembaga riset untuk Drug Development yang akan dibuka tahun ini di Institut Teknologi Bandung akan memperkuat dasar penelitian di bidang bio dan kimia dengan menerapkan teknologi tablet berlapis Daewoong, teknologi nukleus, dan teknologi tablet berlapis tunggal. Selain menjadi pusat pelatihan peneliti obat untuk universitas setempat, institut tersebut akan dioperasikan sebagai ruang untuk melatih bakat global di bidang penggabungan teknologi, barat, ketersediaan, dan rute pemberian obat. Obat-obatan hasil penelitian dari institut tersebut, dengan sinergi dan kombinasi formulasi farmasi, akan diluncurkan di pasar Indonesia.

Baca Juga: Selamat! Holding BUMN Farmasi Raih Penghargaan PPKM Award 2023

Selanjutnya, Daewoong Pharmaceutical juga menyampaikan visi dan rencana pertumbuhan bersama ke depan untuk pengembangan bakat dan pembentukan rumah sakit. Daewoong meyakini bahwa 'Health Partnership' yang terbentuk melalui rencana ini dapat memberikan kontribusi pada pengembangan industri medis Indonesia dan dapat terus menciptakan dampak ekonomi positif.

Untuk pengembangan talenta lokal, Daewoong berencana untuk lebih aktif dalam mengembangkan program pendidikan DDS Global yang saat ini sedang berlangsung, merekrut talenta terbaik, dan memberikan dukungan beasiswa. Selain itu, Daewoong juga berencana untuk mendukung pertukaran pengetahuan dan pengembangan platform lokal melalui pendirian rumah sakit di bidang penyakit pencernaan (penyakit kronis) yang menjadi kekuatan perusahaan.

Sebagai bagian dari visi ini, Daewoong Pharmaceutical telah melakukan berbagai kegiatan sosial sejak tahun 2005 untuk mengembangkan industri biofarmasi Indonesia menjadi pusat bio global. Pada tahun 2012, perusahaan membangun pabrik biofarmasi pertama di Indonesia, memberikan kontribusi pada peningkatan kemampuan R&D industri biofarmasi di Indonesia. Selain itu, perusahaan juga telah bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung untuk mendirikan pusat penelitian bio dan pengembangan obat, serta memberikan beasiswa untuk melatih para ahli dan peneliti biofarmasi Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI