Suara.com - Keluarga memiliki peran penting untuk setiap individu karena merupakan lingkungan pertama tempat anak bertumbuh dan berkembang. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga memiliki peran besar dalam hal pembentukan psikologis individu.
Sayangnya tidak semua keluarga berhasil menjalankan fungsi utuhnya. Menurut Databoks dari Kata Data, tercatat pada tahun 2022 jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.334 kasus, angka ini meningkat 15,31% dibandingkan pada tahun 2021. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Be Home didirikan oleh Chatreen Moko 11 tahun silam untuk menjadi ‘rumah aman’ bagi anak-anak broken home, dengan memanfaatkan berbagai sosial media seperti Instagram, Twitter, Youtube, Tiktok, Facebook sebagai kanal komunikasi utamanya dengan teman-teman broken home.
“Kami menyadari bahwa anak dari keluarga yang orang tuanya berpisah (broken home) kerap merasa bingung harus bercerita dan mencari informasi kemana, untuk itu saya mendirikan Be Home sebagai wadah untuk teman-teman bisa bercerita secara aman, nyaman dan juga merasa dipahami karena berasal dari latar belakang keluarga yang serupa” ungkap Moko.
Baca Juga: Mencekam! Keluarga Ruben Onsu Diteror Hal Mistis, Kejadian Aneh Diungkap Thalia
Anak broken home kerap mendapat stigma negatif yang menempel di masyarakat; dicap sebagai anak nakal, tidak bisa diatur, tidak akan sukses serta memberi pengaruh buruk di masyarakat.
Bahkan di banyak kasus anak broken home kerap mendapatkan perundungan dari teman-temannya. Dan yang lebih mengkhawatirkannya lagi, kondisi keluarga yang rapuh ini juga kerap menjadi alasan anak-anak broken home mencoba dan bahkan sampai menghilangkan nyawanya sendiri.
Untuk itu, Be Home menyelenggarakan kegiatan Be Home Ambassador yang ditujukan untuk mencari pionir yang berani speak up agar dapat memotivasi sesama anak-anak broken home dan juga memberikan edukasi serta mematahkan stigma mengenai anak broken home di masyarakat.
Dalam puncak acara yang merupakan hasil kolaborasi dengan Indika Foundation dan didukung oleh para pihak seperti Unilever Indonesia dan Sinana Delight ini, telah terpilih 3 orang Be Home Ambassador, yaitu Hanna Putri Naida asal Bekasi (Juara 1), Adelila Hanifa Harahap asal Jakarta (Juara 2), dan Humaira Anjani asal Jakarta (Juara 3). Ketiganya adalah anak-anak yang berani speak up dan mampu memberikan semangat bagi sesama survivor broken home melalui konten dan interaksi di sosial media.
Selain kegiatan Be Home Ambassador, Be Home juga secara konsisten menghadirkan konten-konten edukatif serta beragam informasi di berbagai kanal sosial media untuk meningkatkan awareness terkait isu broken home. Be Home juga menyediakan layanan ManCur yang merupakan akronim dari Teman Curhat. Layanan ManCur sendiri sejak tahun 2020 sudah melayani 1500+ orang yang merupakan survior broken home.
Baca Juga: Pemakaman Ferdy Sambo Usai Ditembak Mati Disambut Tangis Histeris Keluarga, Faktanya Ini
“Kami berharap melalui kegiatan ini, teman-teman broken home memiliki wadah positif untuk bisa saling cerita dan pengalaman, dan semangat untuk terus bisa mengejar mimpi tanpa terbebani status sebagai anak broken home. Kami juga berharap masyarakat lebih peka lagi terhadap isu anak-anak broken home sehingga tidak memberikan stigma kepada kami, para survivor anak broken home,” tutup Moko.