Suara.com - Menyambut arus mudik dan balik Lebaran 2023, pemerintah diminta tidak membatasi seluruhnya pergerakan angkutan logistik, tapi memberlakukan pengaturan jam lintas angkutan logistik agar pasokan barang tetap terjaga.
"Misal jam 12 malam sampai jam 6 pagi, logistik boleh lewat. Nanti yang jam 6 pagi ke atas, sudah urusannya pemudik, dan truk logistik tak boleh lewat lagi," kata pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, Jakarta, Rabu (15/4/2023).
Menurutnya, pengaturan jam menjadi penting agar tidak terjadi kelangkaan barang yang bisa memicu kenaikan harga. Kerap terjadi, minimnya pasokan barang akan membuat oknum menimbun barang sehingga terjadi kenaikan harga.
Trubus mengatakan, pengaturan jam lalu lintas juga dilakukan untuk mengakali kepadatan lalu lintas sambil menjaga pasokan barang. Dosen Universitas Trisakti ini melanjutkan, akses menuju Jawa Tengah atau Jawa Timur, saat ini sudah banyak. PT Jasamarga juga sudah mengoperasikan tol Japek II. Begitu juga dengan jalur selatan yang sudah bisa diakses.
Baca Juga: Brantas Abipraya Perkuat Bisnis Kontruksi Melalui Karya Logistik Nusantara
"Itu semua sudah tidak menjadi kendala, kalau diatur jamnya seperti itu. Artinya, orang mudik tetap bisa jalan dan pada jam tertentu, truk logistik juga bisa melintas. Jadi seharusnya sudah tidak ada masalah," katanya.
Seperti diketahui, pembatasan angkutan barang saat arus mudik rencananya akan diberlakukan pada 18-21 April 2023. Sedangkan untuk arus balik, akan dibatasi pada 24-26 April atau 29-30 April dan 1 Mei tergantung kondisi arus balik.
Sebelumnya, pemerintah memprediksi peningkatan 14,2 persen pergerakan orang pada musim Lebaran kali ini. Berdasarkan survei, pergerakan orang tahun ini diprediksi mencapai 123,8 juta orang atau lebih banyak dari lebaran 2022 yang mencapai 85,5 juta orang.
Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-1 lebaran atau 21 April dan puncak arus balik pada H+2 ata pada 25 April. Lima kota tujuan perjalan tertinggi secara berurutan yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jabodetabek dan Yogyakarta.
Baca Juga: KJL Kerja Sama Logistik dengan KBI