Suara.com - Keamanan siber dinilai penting bagi layanan biro kredit seperti Credit Bureau Indonesia (CBI). Sebagai lembaga yang menyediakan layanan informasi kredit, CBI menyimpan informasi pribadi dan keuangan yang sangat sensitif dan rahasia.
Sekuriti siber yang lemah dapat menyebabkan risiko kebocoran data, rahasia perusahaan, penipuan, serta dapat mengancam privasi dan keamanan informasi pribadi klien dan mitra CBI. Oleh karena itu, CBI memastikan keamanan siber yang canggih untuk melindungi data dan sistem dari risiko serangan siber apapun.
Hal ini mencakup penggunaan teknologi keamanan siber terbaru, pengembangan kebijakan dan prosedur yang ketat untuk mengelola risiko keamanan, serta pelatihan dan kesadaran yang ditingkatkan bagi staf dalam tindakan keamanan siber yang tepat.
Dalam bisnis layanan informasi kredit, kepercayaan adalah faktor kunci dalam membangun hubungan dengan pelanggan dan mitra. Dengan keamanan siber yang kuat, CBI dapat memberikan jaminan bahwa data dan informasi yang dipegang akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan disalahgunakan.
Baca Juga: Miskomunikasi Bisa Ancam Keamanan Siber Perusahaan
Kasus kebocoran data (Data Breach) yang cukup banyak terjadi di Indonesia menjadi salah perhatian utama CBI. Data menunjukkan, sekitar 90% kebocoran data bersumber dari lemahnya pengamanan aplikasi dan hanya 10% berasal dari lemahnya pengamanan infrastruktur dan jaringan.
Untuk mengantisipasi hal ini, CBI membangun aplikasi secara mandiri dan memastikan bahwa semua aplikasi yang dibangun telah melalui pengujian pengamanan baik di aras kode maupun di aras fungsional dengan melibatkan pihak independen. CBI juga memastikan bahwa seluruh tim yang terlibat dalam pengembangan dan operasional memiliki kesadaran mengenai pentingnya pengamanan data.
Ini akan memberikan kepercayaan kepada pelanggan dan mitra bahwa mereka dapat mempercayakan CBI dengan informasi keuangan mereka, sehingga memungkinkan CBI untuk terus memperluas jangkauan layanan mereka dan memperkuat hubungan dengan pelanggan dan mitra.
Fakta-fakta ini mengemuka dalam World Cyber Security Summit 2023 bertajuk "Redefining Cyber Security for A Safer Digital World – Staying Vigilant", di JW Marriott Jakarta, 14-15 Maret 2023.
Acara ini bertujuan untuk membangun solusi keamanan siber terbaik, yang menampilkan Rawuh Ivan Irawan, Director of Information Technology Credit Bureau Indonesia (CBI) Global sebagai salah satu pembicara.
Baca Juga: Tren Keamanan Siber di 2023: Risiko Muncul dari Adopsi Cloud dan Metaverse
World Cyber Security Summit adalah organisasi tahunan yang fokus untuk mengeksplorasi ancaman dan tantangan teknologi yang paling krusial di era baru, serta menemukan solusi dan strategi terbaik untuk memitigasinya.
Didukung oleh CSIRT.ID, mitra strategis Cyber Security Council dan berasosiasi dengan APTIKNAS, World Cyber Security Summit menjadi platform bagi Chief Information Security Officer (CISO) dari berbagai sektor industri di Indonesia.
“CBI adalah perusahaan data dan informasi, sehingga pengamanan terhadap data menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi di era digital yang juga ditandai dengan meningkatnya serangan siber," ujar Ivan Irawan.
“Pengamanan siber (cyber security) bukan sekadar proses dan teknologi, tetapi yang terpenting adalah faktor manusianya. Membangun kesadaran, pengetahuan bahkan budaya di seluruh tim dalam perusahaan menjadi faktor paling penting dalam memastikan ketahanan perusahan terhadap serangan siber," tambah Agus Subekti.
Serangan dunia digital yang konstan telah membuat organisasi rentan terhadap ancaman seperti malware, ransomware, cybercrime, dan pelanggaran data yang mengakibatkan kerugian yang signifikan. World Cyber Security Summit hadir sebagai platform untuk berbagi praktik dan solusi terbaik dalam meningkatkan keamanan dan ketahanan siber.
Acara ini jugamembahas ancaman digital terbaru, kasus penggunaan serangan, revolusi digital, privacy data & security, threat detection, threat intelligence, SaaS security, zero trust architecture, dan pentingnya kerja sama dalam mencegah kejahatan dunia digital bagi perusahaan.
Selain itu juga memperkenalkan firewall generasi mendatang sebagai sarana dalam meningkatkan keamanan teknologi dan informasi untuk membekali organisasi dan perusahaan dengan alat dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melawan serangan dunia digital secara efektif.