Suara.com - Setiap pihak, dalam melakukan sebuah pekerjaan pastinya memerlukan bantuan pihak lain untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Sebuah kerjasama akan menghasilkan simbiosis mutualisme antara kedua belah pihak, pihak A akan mencapai target yang diinginkan, dan pihak B akan mendapat hasil karena telah membantu pihak A. Hal seperti ini, di zaman internet yang sudah sangat canggih, sering terjadi kerjasama.
Di media sosial, banyak jenis kerjasama yang bisa dilakukan dengan pihak tertentu, misalnya affiliate, loyalty, kampanye sosial, sponsorship, distribusi, dan masih banyak lagi. Ada juga kerjasama yang dilakukan oleh sebuah brand dengan seorang yang memiliki followers atau pengaruh yang banyak pada bidang tertentu, yang sering disebut sebagai influencer.
Sering disebut sebagai influencer marketing, influencer ini bisa saja termasuk seperti seorang artis, tokoh tertentu, atlet olahraga, KOL pada bidang tertentu, ataupun orang biasa yang mempunyai followers yang cukup banyak. Pengaruh yang dapat dilakukan oleh seorang influencer, bisa mengarahkan pendapatnya kepada followers-nya. Hal ini tentunya bisa menjadi ajang bagi sebuah brand untuk dapat berkolaborasi dengan seorang influencer yang sesuai dengan target market si brand.
Pada 2022, marketing yang berkaitan dengan influencer tumbuh 16,4 miliar Dolar AS dan 67% di platform Instagram menggunakan influencer marketing. Tugas seorang influencer terdiri dari beberapa macam, seperti melakukan endorse terhadap produk atau jasa sebuah brand lalu membagikannya ke media sosial. Selanjutnya si influencer juga bisa menjadi brand ambassador bagi sebuah brand selama periode tertentu.
Seorang influencer juga bisa menjadi afiliasi bagi sebuah brand untuk memasarkan produknya, dengan mendapatkan imbalan dari persenan produk yang terjual melalui link yang disebar oleh influencer tadi.
Saat ini, media sosial, khususnya di TikTok, kerjasama yang seringkali ditemui berupa sistem affiliasi dan endorse. Kita sering mendengar beberapa influencer atau pengguna TikTok yang mempunyai followers sangat banyak menyebutkan “cek keranjang kuning”, yang merupakan kerjasama affiliate dengan sebuah brand.
Dengan masifnya pengguna TikTok saat ini dan banyak orang yang berbelanja di TikTok Shop, membuat kerjasama brand bersama influencer di TikTok menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan.
Kerjasama dengan influencer di TikTok juga dilakukan oleh brand Gamis Putih premium. Agnes Hijab, pada dua tahun terakhir memilih fokus untuk memasarkan produknya melalui TikTok dan membuat konten tentang fashion wanita Muslimah. Saat ini, Agnes Hijab telah memiliki 250 ribu lebih followers di TikTok.
Di sejumlah akun di TikTok yang mempunyai followers banyak, membuat konten yang memamerkan produk Gamis Putih dari Agnes Hijab, dan tersedia keranjang kuning yang dapat di klik konsumen yang tertarik dengan produk tersebut.
Baca Juga: Mengupas Alasan Kenapa Artis K-Pop Menjadi Model Brand Mewah yang Mendunia
Cara seperti ini bisa menjadi cara yang efektif untuk bisa menjangkau lebih banyak konsumen, khususnya di TikTok.
Brand ini mempunyai slogan #AhlinyaGamis, yang mempunyai berbagai tipe Gamis Putih dengan bahan yang premium dan detail yang dapat membuat kesan modis ketika digunakan oleh pemakainya. Sebut saja model Kamila Dress Gamis, Khairany Dress Gamis, dan Yasmin Dress Gamis, yang merupakan tipe Gamis Putih yang paling laris di Agnes Hijab.
Eksistensi Agnes Hijab sebagai sebuah brand tidak perlu ditanyakan lagi. Berdiri pada 2002 berawal dari toko ritel offline di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Saat ini hadir di TikTok dan sering mengadakan live commerce untuk bisa berinteraksi dan memasarkan produk kepada wanita muslimah yang tertarik dengan Gamis Putih. Apalagi bulan suci Ramadan akan segera datang, membuat produk dari Agnes Hijab bisa menjadi pilihan fashion bagi kaum hawa.
Buat kaum hawa yang mempunyai si kecil, di Agnes Hijab juga tersedia gamis putih untuk anak-anak, yang tentunya sama-sama memiliki kualitas bahan yang premium.