Suara.com - Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan perlu terus digalakkan di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), sehingga Indonesia dapat menikmati bonus demografi.
Country Lead Google for Education Indonesia, Olivia Basrin mengatakan, Google terus berkomitmen untuk memberikan pembelajaran yang optimal bagi setiap siswa dan guru di Indonesia pada umumnya. Kali ini kegiatan dilaksanakan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Google terus berinovasi untuk menghasilkan teknologi pendidikan terkini melalui platform pembelajaran, yang salah satunya dikenal dengan Google Workspace for Education," ujarnya, dalam Lokakarya Cara Baru untuk Belajar yang diselenggarakan Google for Education di Surabaya, Jatim, Selasa (7/3/2023).
Saat ini terdapat 1.992 guru di Jatim yang telah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi internasional Google Certified Educators, atau 15,4 persen dari total nasional. Sebanyak 42 guru diantaranya sudah menjadi pelatih tersertifikasi Google (Google Certified Trainers). Jumlah pengguna akun Belajar.id yang aktif di Jatim pun telah mencapai lebih dari 1.5 juta orang.
Baca Juga: Hadapi Bonus Demografi, Kemnaker Lakukan Pengembangan Talenta Muda Indonesia
Google juga telah memberikan sertifikasi kepada guru-guru di Indonesia agar dapat bersaing secara global.
"Untuk Google Certified Educators level 1, Indonesia sudah menjadi nomor 1 di Asia Pasifik," katanya.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan Google for Education Indonesia, jajaran dinas pendidikan, kepala-kepala sekolah, serta guru mendapatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman di ruang kelas dengan berbagai teknologi pendidikan yang disediakan oleh Google.
Dinas pendidikan kabupaten/kota serta sekolah berprestasi juga turut berbagi terkait kisah sukses mereka dalam mengimplementasikan dan menggunakan teknologi. Hal ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengoptimalisasi teknologi pendidikan.
Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek RI Iwan Syahril menjelaskan, pemerintah telah berupaya untuk mengatasi krisis pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi pendidikan.
Baca Juga: Industri Tekstil Tulang Punggung Ekonomi Nasional
"Merdeka Belajar adalah sebuah upaya untuk problem solving. Problem-nya apa? Krisis pembelajaran. Jadi, sebenarnya semua rangkaian episode Merdeka Belajar itu ujung-ujungnya adalah melakukan pemecahan masalah untuk krisis pembelajaran," katanya
Menurutnya, Kemendikbudristek telah mendorong optimalisasi teknologi pendidikan melalui penyaluran bantuan peralatan teknologi ke berbagai satuan pendidikan di Indonesia untuk mendukung pembelajaran tersebut. Hal ini ditambah pemberian 40 juta akun Belajar.id kepada guru dan siswa agar dapat mengaplikasikan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar.
"Kita menyediakan pelatihan teknologi pendidikan dengan bekerja sama dengan Google. Misalnya, Google Master Trainer. Saat ini sudah ada lebih dari 260 ribu guru se-Indonesia yang mendapatkan pelatihan Google Master Trainer,” kata Iwan.
Iwan pun mengajak seluruh pemangku kepentingan Pendidikan di Jawa Timur untuk terus memaksimalkan fasilitas ini.
Kegiatan ini dinilai makin relevan, karena Indonesia segera menghadapi bonus demografi menuju Indonesia Emas pada 2045. Pemanfaatan teknologi pendidikan dapat meningkatkan soft skill SDM di Indonesia, sehingga mereka tidak kalah bersaing dengan negara lain.