Suara.com - Pada Jumat malam (3/3/2023) peristiwa kebakaran kembali terjadi di wilayah Jakarta. Depo milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Jakarta Utara, terbakar pukul 20.11 WIB. Sumber api diketahui berasal dari pipa bensin di kompleks tersebut. Diketahui terjadi beberapa kali ledakan dan api melahap pemukiman warga sekitar.
Saat itu hujan mengguyur wilayah Jakarta. Namun tidak lama disusul dengan aroma bensin dan gas yang menyengat. Kemudian ledakan pertama mengagetkan dan mendorong kepanikan warga sekitar.
Berbondong-bondong warga berlarian keluar rumah bersama anggota keluarganya. Disusul dengan terikan histeris dan deru tangis. Tidak lama ledakan kedua muncul. Suara ledakan kedua jauh lebih besar ketimbang yang pertama.
Lalu muncul ledakan ketiga yang dilengkapi dengan asap lebat menutup langit malam yang sedari awal sudah gelap. Beberapa warga muntah akibat bau bensin yang menyengat tersebut.
Baca Juga: Erick Thohir Instruksikan Perusahaan BUMN Bentuk Tim Risiko Bisnis dengan Tujuan Berikut
Informasi terakhir yang diterima, korban jiwa sebanyak 17 orang (15 dewasa dan 2 anak-anak) dan korban luka-luka sebanyak 50 orang (49 dewasa dan 1 anak). Sementara itu, sebanyak 1.085 orang mengungsi ke berbagai lokasi dan posko yang disediakan oleh pemerintah
Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC), Respons Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) dan Dapur Keliling (Darling) serta Badan Pemulasaran Jenazah (Barzah) Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) menghadirkan layanan bantuan penanganan warga terdampak.
“Setelah selesai melakukan pendingan oleh tim pemadan kebakaran, tim DMC DOMPET DHUAFA melakukan koordinasi bersama BASARNAS untuk melakukan penyisiran ke beberapa titik yang dicurigai. Setelah selesai melakukan penyisiran, titik-titik tersebut dinyatakan CLEAR,” terang Ahmad Yamin selaku Koordinator DMC Dompet Dhuafa melapor dari lokasi kejadian.
Peristiwa ini mengangkat kembali adanya buffer zone antara pemukiman dengan Depo Pertamina Plumpang. Secara sederhana buffer zone adalah kawasan yang dibiarkan tak dibangun pemukiman ataupun lainnya hingga seperti aslinya kawasan tersebut. Buffer zone bisa berupa tanah lapang, hingga hutan, sampai rawa yang dibiarkan begitu saja.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi DKI sudah pernah mengusulkan adanya jarak antara permukiman warga dengan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Beliau meminta buffer zone sejauh 50 meter.
Baca Juga: Pasca Anies Baswedan, Video Jokowi yang Janjikan KTP untuk Warga Tanah Merah Disorot oleh Publik
"Kira-kira begitu, kami kembalikan ke Pertamina," kata Heru usai menggelar rapat darurat di Pos Koramil Koja, Jakarta Utara, Sabtu dini hari (4/3/2023).
Namun salah seorang warga bernama Andri mengatakan rencana buffer zone pernah disampaikan pada tahun 2007, namun hingga sebelum peristiwa kebakaran ini terjadi belum ada kabar kelanjutan program tersebut.
"Cuma info mau-berapa jarak ratus meter disterilin dari perumahan, berapa ratus meter dari ini biar disterilin tapi sampai sekarang,” ucapnya.