Model Bisnis D2C Kian Diminati, Saatnya Pemilik Bisnis Upgrade Strategi Marketing yang Relevan

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 27 Februari 2023 | 17:01 WIB
Model Bisnis D2C Kian Diminati, Saatnya Pemilik Bisnis Upgrade Strategi Marketing yang Relevan
Ilustrasi model bisnis D2C. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minat konsumen terhadap direct to customer [D2C] brand diperkirakan akan terus meningkat di Indonesia. D2C merupakan model bisnis yang melakukan penjualan langsung kepada konsumen tanpa bantuan perantara seperti reseller atau dropshipper.

Di Indonesia, porsi pasar D2C masih kurang dari 1% dari keseluruhan pasar e-commerce, namun memiliki tingkat pertumbuhan besar, didorong oleh luasnya target audience, naiknya jumlah pembeli online, tingginya pendapatan per kapita dalam negeri, serta banyaknya perusahaan kapitalis ventura yang mulai memberi dukungan modal pada perusahaan rintisan D2C lokal.

Melihat besarnya potensi tersebut, pada tanggal 22 Februari 2023, Kino Indonesia meluncurkan Kinovation, program akselerator yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan brand D2C lokal di Indonesia.

“Di era digital saat ini, Kino percaya brand D2C lokal memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing dengan brand ritel maupun brand global selama mereka bisa menjaga konsistensi kualitas serta memiliki strategi marketing dan distribusi yang kuat,” ujar Sidharta Oetama, CEO Kino Indonesia.

Baca Juga: Tajir Melintir, Ternyata 10 Artis Cantik Ini Punya Bisnis Perhiasan

“Program akselerator Kinovation merupakan wujud komitmen Kino dalam mendukung perkembangan brand lokal serta UMKM di Indonesia. Kino berharap program ini bisa menjadi jembatan bagi para pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan para pemain industri yang ahli di bidang masing-masing sehingga membuka peluang kerja sama ke depannya,” lanjut Sidharta.

Program ini menghadirkan bootcamp intensif berdurasi satu bulan yang menggandeng banyak pemain industri dari berbagai sektor termasuk e-commerce, ritel, serta media digital.

Selama menjalani program akselerator Kinovation, peserta akan mendapatkan sesi mentoring 1-on-1 dengan pemain industri, kunjungan kantor, serta workshop, yang akan membuka berbagai kesempatan kolaborasi bisnis antara peserta dengan para ahli industri.

“Di atas teknologi-teknologi Meta, orang-orang dapat menemukan beragam konten yang menghibur, informatif, dan juga inspiratif. Karena itu, Facebook, Instagram, dan WhatsApp menjadi platform bagi orang-orang untuk bertemu dan menjalin koneksi yang bermakna, termasuk mempertemukan bisnis dengan konsumen," ujar Aldo Rambie, Head of Industry, Meta, Indonesia.

Agar koneksi itu dapat memberikan dampak bagi bisnis, brand D2C juga dituntut untuk dapat membuat strategi digital marketing dengan memanfaatkan media sosial, terutama Facebook, Instagram, dan WhatsApp secara optimal, termasuk membangun narasi branding yang menarik bagi konsumen.

Baca Juga: Untuk Perkuat Kehadiran Brand-nya, Ini Strategi Marketing Diamondfair

Lewat program akselerator Kinovation, peserta akan memiliki kesempatan untuk mempelajari strategi marketing yang relevan dengan perubahan zaman.

“Saat ini berjualan online bisa dilakukan oleh siapa saja dengan mudah, terutama karena adanya pandemi – namun kompetisi pun semakin ketat. Pelaku usaha D2C perlu memahami cara kerja kanal penjualan digital, mulai dari cara manage logistik dan distribusi dan branding strategy, yang mana sangat penting terutama untuk upaya scaling up. Setelah mengikuti Kinovation, peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan skill untuk mengembangkan strategi produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar,” ujar Shirley Santoso, President Director, Kearney
Indonesia.

Kinovation akan memilih 10 brand D2C lokal yang memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Brand milik sendiri dengan tim pendiri yang solid dan memiliki latar belakang kuat atau relevan
  • Jumlah transaksi yang baik yang menunjukan potensi skalabilitas
  • Memiliki perencanaan serta peta jalan dalam mencapai “product-market fit”
  • Brand dan pendiri tidak sedang menjalani program akselerator lainnya
  • Brand yang memiliki nilai ESG [Environment, Social, and Governance] akan menjadi nilai tambah

Pendaftaran registrasi dibuka pada 22 Februari 2023 dan akan ditutup pada 6 Maret 2023.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI