Suara.com - Di tengah ramainya kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT yang terjadi baru-baru ini, Itha G. Schneider, seorang wanita mantan korban KDRT merilis buku berjudul "Itha".
Melalui buku yang mengambil judul dari nama panggilannya ini, Itha menceritakan lika-liku perjalanannya sebagai seorang istri yang kerap mendapatkan perlakukan kasar dari mantan suami yang kasar dan manipulatif.
Dalam buku ini, Itha juga menceritakan pergulatan batin sebagai seorang perempuan yang terpaksa bertahan dalam rumah tangga yang toksik demi anak, hingga pada akhirnya ia mampu mengambil keputusan untuk bercerai.
"Pergulatan batin saya, sempat berpikir apakah yang dilakukan suami itu karena salah saya. Sempat gagal, try again, hampir give up, akhirnya rujuk demi anak, namun setelah rujuk, perlakuan dia justru semakin kasar," tutur Itha, saat peluncuran buku di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, Sabtu (14/1).
Baca Juga: Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di Karawang Meningkat Sepanjang 2022, Dinas Bilang Begini
Beragam bentuk kekerasan pernah ia alami saat mengarungi bahtera rumah tangga bersama mantan suaminya, mulai dari ditodong pisau hingga dipukul di bagian pelipis mata saat hamil anak kedua. Tak hanya itu, kekerasan ekonomi juga dialami Itha, lantaran tak menerima nafkah dari suami dan harus berjuang sendiri dengan berjualan untuk menghidupi keluarga.
"Saya pernah dipukul di bagian pelipis mata saya. Saat saya hamil anak kedua dan menggendong anak pertama saya, saya juga pernah ditodong pisau dan diancam dikeluarkan isi perut saya. Pernah tiba-tiba ada yang datang ke saya, mengaku dihamili suami saya. Datang ke saya, nagih utang karena suami saya kalah main judi," pungkasnya.
Tak hanya mengisahkan penderitaan yang ia alami. Wanita yang kini menetap di New York itu juga menceritakan tentang bagaimana ia berjuang untuk bangkit dari trauma KDRT dan stigma negatif status janda usai bercerai, hingga memantapkan diri untuk hijrah ke negeri Paman Sam.
Ketika Itha megambil keputusan pindah ke New York pada 1997, kariernya dimulai dari nol. Itha pernah bekerja sebagai pegawai Dunkin Donuts, karyawan di sebuah perusahaan perhiasan, hingga meniti karier di bisnis properti sebagai seorang pengusaha real estate di Amerika Serikat.
Buku ini juga mengisahkan romantika Itha yang berhasil melawan trauma masa lalu dan mengantarkannya bertemu dengan tambatan hatinya, Fred Schneider hingga keduanya resmi menikah pada 2001.
Itha berharap, melalui buku yang ia tulis, kisahnya bisa menjadi inspirasi dan kekuatan bagi korban KDRT dimanapun berada. Ia berharap, semua korban KDRT, khususnya kaum perempuan berani bersuara dan meraih mimpi.
"Buku ini ditulis untuk wanita-wanita korban KDRT yang diam, wanita-wanita yang tak berani speak up. Kalian harus berani ambil keputusan. Jangan takut bersuara!" tegas Itha.