Suara.com - Barbie melanjutkan komitmennya untuk terus menginspirasi anak perempuan berani mengembangkan potensi diri sepenuhnya demi mengejar impian melalui campaign You Can Be (YCB) A Champion for Change se-Asia Tenggara. Mewakili Indonesia terpilih Emma Syakira Jasmine, finalis dari Jakarta yang baru berusia 7 tahun dan telah melewati beberapa fase penilaian, mulai dari penjurian awal, mentoring, hingga presentasi akhir di depan para Role Models Asia Tenggara. Membawa ide water filtration atau penyediaan air bersih melalui penyulingan, Emma kemudian berangkat ke Sokola Sumba yang merupakan bagian dari Sokola Institute, untuk merealisasikan proyek tersebut bersama para murid dan komunitas lokal.
Program YCB A Champion for Change merupakan kontinuitas dari program Barbie Role Model, di mana tahun lalu Butet Manurung selaku Co-Founder Sokola Rimba menerima penghargaan ini.
“Sebagai program regional, YCB a Champion for Change memainkan peran penting dalam prakarsa global Dream Gap Project yang diluncurkan sebagai dukungan bagi anak perempuan untuk berani menjadi apapun yang mereka inginkan. Melalui program ini, mereka dapat menjadi game changer sejak dini, karena Barbie percaya setiap anak perempuan memiliki suara dan peran penting terkait isu-isu sosial, seperti keberlangsungan, iklim dan bumi, inklusivitas, hingga kesetaraan gender,” ujar Dwanty Eka Putri selaku Brand Manager Dolls Mattel Southeast Asia, dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis (5/1/2023).
Selama tiga hari berada di Sumba, Emma mendapatkan banyak sekali pengalaman baru seperti berkunjung ke mata air untuk mencoba sistem water filtration yang menjadi idenya, belajar dan berdiskusi bersama teman-teman di Sokola Sumba. Selain itu, Emma bersama Barbie juga menyerahkan donasi untuk sistem penyulingan air bersih di area Sokola Sumba senilai Rp 20.000.000.
Program YCB A Champion for Change diikuti oleh ratusan anak perempuan berusia 5 – 12 tahun yang memiliki ide untuk membuat perubahan (change maker) bagi sekitarnya. Peserta berasal dari berbagai negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Tentunya para peserta harus mengikuti beberapa fase penilaian, seperti seleksi dan presentasi pertama di tingkat nasional, kemudian satu peserta mewakili setiap negara untuk mengikuti sesi mentoring dengan seluruh finalis dari negara lain. Para finalis ini kemudian harus melakukan presentasi terakhir di depan seluruh mentor, yaitu Butet Manurung (Indonesia), Princess Zatasha (Malaysia), Chesca Gracia Kramer (Filipina), Rebekah Lin (Singapura), dan Maria Poonlertlap (Thailand).
Kesetaraan pendidikan bagi anak perempuan merupakan salah satu prioritas penting bagi Barbie. Terkait hal ini, Barbie juga ikut berpartisipasi dalam perayaan 20 tahun Sokola Institute “Kado untuk Sokola”, di mana Barbie menyediakan hadiah berupa mainan bagi para peserta pelatihan.
“Kami akan selalu mendukung berbagai upaya yang membuka kesempatan lebih besar bagi setiap anak perempuan di seluruh dunia untuk mengembangkan potensi dan mengejar cita-citanya. Kami meyakini Sokola Institute juga memiliki misi selaras dengan komitmen ini, sehingga harapannya kolaborasi kedua pihak akan semakin mendorong anak perempuan untuk terus berani bermimpi dan membawa perubahan positif di masa depan,” tutup Dwanty.