Suara.com - Melansir Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran Indonesia sebanyak 8,42 juta orang pada periode Agustus 2022, naik dari sebelumnya 8,40 juta orang pada Februari 2022.
Dari angka ini, lulusan SMK menjadi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang terbesar dibandingkan lulusan jenjang pendidikan lainnya, sebanyak 9,42 persen, diikuti oleh SMA sebesar 8,57 persen, kemudian SMP sebesar 5,95 persen.
Selain itu TPT dari jenjang Diploma IV, S1, S2, dan S3 menyumbang 4,80 persen, Diploma I/II/III menyumbang 4,59 persen. Sementara TPT yang paling rendah adalah pendidikan SD ke Bawah, yaitu sebesar 3,59 persen.
Pemerintah melalui Kemdikbudristek RI mengadakan program SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK), di mana salah satu tujuannya adalah meningkatkan kompetensi keahlian tertentu dalam kualitas dan kinerja.
Baca Juga: Lima Pelajar Mengalami Luka-luka Saat Bus Milik SMK di Semarang Terlibat Laka Tunggal
Program ini juga diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (DUDIKA) guna menekan angka TPT lulusan SMK.
Sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK), SMK Bhina Tunas Bhakti (SMK BTB) Juwana Pati, Jawa Tengah menghadirkan lingkungan gedung SMK BTB di dunia virtual dalam bentuk 3D modeling yang dilabeli Metaverse BTB, yaitu sebuah platform pendidikan inovatif dan interaktif berbasis teknologi metaverse.
Dengan menggandeng PT Arutala Digital Inovasi (Arutala) sebagai mitra pengembangan teknologi, implementasi teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan minat calon siswa dalam pengenalan lingkungan sekolah. Selain itu, juga sebagai medium pengenalan teknologi metaverse kepada siswa, guru, dan semua yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Muslih, Kepala SMK BTB Juwana mengaku bangga dengan implementasi teknologi VR di sekolah yang dipimpinnya. Ia menambahkan, SMK BTB Juwana sebagai SMK Pusat Keunggulan memilih untuk terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru, termasuk teknologi imersif.
“Kami merealisasikan ide dan gagasan melalui kerja sama dengan Arutala sebagai tindak lanjut realisasi lingkungan belajar yang modern dan efektif bagi para siswa dan guru di SMK BTB,” ujarnya.
Baca Juga: Keamanan Ponsel Pintar dan Cara Data Disimpan, Diprediksi Jadi Ancaman Privasi 2023
CEO Arutala Ahmad Zankie turut menyambut positif kerja sama ini. Ia menegaskan bahwa inovasi yang dihadirkan oleh SMK BTB merupakan sebuah terobosan baru hadirnya produk metaverse dalam lingkup dunia pendidikan SMK Pusat Keunggulan di Indonesia.
“Metaverse BTB merupakan proyek inisiasi, dirancang untuk membantu SMK BTB dalam memberikan pengalaman virtual tour yang lebih interaktif dan menyenangkan bagi masyarakat, khususnya calon siswa baru," jelasnya.
Secara bersamaan, Metaverse BTB juga dapat membuka pintu peluang dalam pengembangan kurikulum pembelajaran berbasis teknologi imersif untuk membantu lulusan SMK mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan industri dalam menyerap tenaga kerja.
Pelatihan berbasis VR yang repetitif, mengurai rasio kegagalan, dan efisien diharapkan mampu meningkatkan mutu dan kualitas SMK di Tanah Air.
Sebagai salah perusahaan teknologi imersif yang berkomitmen mempercepat implementasi teknologi imersif di Indonesia, Arutala telah bergerak di beberapa sektor industri seperti edukasi, teknologi kesehatan, engineering, hingga entertainment.
Arutala juga akan berpartisipasi dalam proyek games berbasis AR yang akan diimplementasikan di salah satu museum di Yogyakarta untuk meningkatkan daya tarik wisatawan.