Resesi Tahun Depan Fakta atau Hoaks? Begini Kesimpulan Outlook Ekonomi Indonesia 2023

Senin, 19 Desember 2022 | 06:15 WIB
Resesi Tahun Depan Fakta atau Hoaks? Begini Kesimpulan Outlook Ekonomi Indonesia 2023
Ilustrasi dunia pekerjaan. (Dok: Grant Thornton)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meskipun pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan pada 2023 akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan, namun ekonomi Indonesia diprediksi masih tumbuh positif di kisaran 5 persen. Selain itu, neraca perdagangan juga bertahan dalam posisi surplus selama 29 bulan berturut-turut.

Pernyataan ini merupakan kesimpulan media talkshow soal Economic Outlook 2023 bertema “Ancaman Resesi 2023 di Depan Mata, Fakta atau Hoax?”, yang digelar oleh Grant Thornton secara virtual, beberapa waktu lalu.

“Hal tersebut disebabkan karena kinerja ekspor dan impor Indonesia yang tidak terhubung erat dengan ekonomi global, sehingga ancaman resesi global terhadap perekonomian Indonesia tidak akan terlalu terasa, hanya akan melambat. Hal ini ditambah dengan ekonomi mitra dagang negara utama, seperti China dan Amerika Serikat pada 2022 Triwulan-II tetap tumbuh," kata Ekonom INDEF, Ariyo DP Irhamna, yang menjadi salah satu pembicara.

“Resesi global dapat membawa dampak bagi kegiatan usaha di setiap sektor industri, namun isu tersebut dapat disikapi secara bijak. Kami di Grant Thornton selalu membantu perusahaan klien-klien kami dalam menyusun strategi yang tepat dan benar, dengan mengkapitalisasi networking yang baik, serta memaksimalkan sumber daya yang tersedia," ujar Alexander Tjahyadi, Assurance Partner Grant Thornton Indonesia.

Baca Juga: BI: Ekonomi Sumsel 2023 Bakal Tumbuh Kuat Seperti Tahun Ini

“Memasuki tahun 2023, pelaku usaha bisa lebih siap menghadapi ketidakpastian perekonomian 2023 dengan berkaca dari tahun sebelumnya, sehingga dapat mengantisipasi dampak dari moneter, fiskal dan likuiditas, harga bahan baku yang terus meningkat, kurs mata uang asing yang volatile sehingga mereka dapat menentukan strategi yang tepat dan make the right decision untuk spending yang smart," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI