Pembangunan Proyek Smelter Nikel di Kecamatan Malili Akan Serap 400 Tenaga Lokal

Jum'at, 16 Desember 2022 | 18:54 WIB
Pembangunan Proyek Smelter Nikel di Kecamatan Malili Akan Serap 400 Tenaga Lokal
Indo Nickel Industri dan Pinggao Group Company Limited akan bangun proyek smelter nikel di Malili, Sulsel. (Dok: INI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk mendukung pemerintah dalam program hilirisasi dan mewujudkan kemandirian di bidang industri, PT Indo Nickel Industri bekerjasama dengan Pinggao Group Company Limited, menandatangani pembangunan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Nickel Smelter Project  Indonesia–Engineering Procurement and Construction Contract. Kerja sama ini akan segera diwujudkan untuk pembangunan proyek smelter nikel di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penandatanganan kontrak dilakukan di Jakarta, Jumat (16/12/2022) antara Direktur Utama PT Indo Nickel Industri (INI) Helmut Hermawan dengan Direktur Utama Pinggao Group Co. Ltd. Cao Mingxiang, disaksikan oleh sejumlah pejabat dari pemerintah kabupaten setempat serta pimpinan DPRD Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.

Menurut Helmut, penandatanganan kerja sama ini mengawali rangkaian pembangunan proyek pembangunan RKEF smelter nikel senilai lebih dari 50 juta Dolar AS, untuk merealisasikan program hilirisasi dengan kapasitas 1 X 36 ribu KVA (setara 36 Mega Volt Ampere (MVA)).

Proses peletakan batu pertama (ground breaking) proyek diharapkan akan dilakukan Desember ini, atau selambat-lambatnya pada Januari 2023.

Baca Juga: Nikel untuk Baterai Kendaraan Listrik Jadi Bagian Hilirisasi dan Ekosistem Pertambangan

“Dalam upaya mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah, kami tidak hanya membuka tambang nikel di Malili, Luwu Timur saja, namun saat ini kami membangun smelter menggandeng kerjasama dengan pihak investor Pinggao Co. Ltd. yang telah berpengalaman di bidang industri elektrik sejak tahun 1970,” papar Helmut.

Dengan menggandeng Pinggao Group selaku perusahaaan kontraktor Engineering Procurement and Construction (EPC), maka nantinya biji nikel (nickel ore) yang selama ini ditambang di Malili, akan langsung diolah menjadi Feronikel dengan kadar Nikel (Ni) 10% sampai 12% dengan kapasitas 64 ribu ton Feronikel setiap tahunnya.

Sementara itu, Cao Mingxiang menyampaikan penghargaannya kepada pemerintah lokal. Pinggao Group merupakan anak perusahaan China Electric Equipment Group Co. Ltd., yang didirikan tahun 1970. 

Pinggao Group International Engineering Co. Ltd, sebagai bagian utama Pinggao Group, yang membawa bisnisnya ke luar negeri selama beberapa tahun terakhir. Mesin-mesin Pinggao dan  perlengkapannya diekspor ke lebih dari 60 negara, termasuk Italia, Spanyol, Brazilia, Bangladesh, Vietnam, dan Thailand. 

“Di Indonesia, Pinggao menjadi mitra yang cukup lama selama 20 tahun terakhir, terutama untuk suplai peralatan pembangkit listrik di Indonesia,” jelas Mingxiang.

Baca Juga: Sulawesi Tenggara Ditargetkan Masuk Ekosistem Baterai EV, Jadi Bagian Hilirasi Nikel

Adapun jumlah tenaga kerja yang akan diserap dalam proyek smelter ini antara 300 sampai 400 orang, yang secara langsung berasal dari daerah Malili dan sekitarnya. Helmut menyatakan, hal tersebut menjadi komitmen PT INI saat berinvestasi ke Malili, Luwu Timur.  

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, hilirisasi nikel telah meningkatkan ekspor besi baja mencapai 18 kali lipat. Tahun 2021 ekspor produk olahan nikel menembus Rp306 triliun, melesat jauh dibanding tahun 2014 sekitar Rp16 triliun. Pemerintah menargetkan ekspor tersebut meningkat lagi tahun ini menjadi Rp440 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI