Indonesia Miliki Potensi Menjadi Negara Swasembada Energi dan Petrokimia di Masa Depan

Jum'at, 09 Desember 2022 | 09:34 WIB
Indonesia Miliki Potensi Menjadi Negara Swasembada Energi dan Petrokimia di Masa Depan
Anggota BKK-PII, Mochamad Sidik Darmawan, dalam sebuah diskusi energi. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia dinilai memiliki potensi untuk menjadi negara swasembada energi dan petrokimia di masa depan. Variatifnya sumber daya alam, bahkan membuat Indonesia berpotensi menjadi negara adi daya dalam 10 tahun mendatang.

Hal ini disampaikan anggota Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK-PII), Mochamad Sidik Darmawan, dalam sebuah diskusi yang digelar di di Pullman Hotel, Jakarta, 6-7 Desember 2022.

“Indonesia berpotensi menjadi negara swasembada energi dan petrokimia di masa depan. Dengan begitu bervariasinya sumber daya alam yang ada, Indonesia berpotensi menjadi negara adi daya dalam 10 tahun mendatang," kata lelaki yang juga merupakan CEO dan Founder Samara Land Group ini.

Menurutnya, Indonesia masih memiliki 31,6 miliar ton cadangan batubara, 137 juta ton per tahun potensi biomassa, 143 TSCF gas alam, 40 juta ton per tahun CPO, dan 64 juta ton sampah plastik. Semua SDA ini berbasis karbon, sehingga terobosan teknologi diperlukan untuk memaksimalkan potensi karbon tersebut menjadi bahan kimia bernilai tambah tinggi di tengah adanya issue dekarbonisasi.

Baca Juga: Sumber Daya Alam Kian Menipis, Mungkinkah Menambang Asteroid di Luar Angkasa?

"Sangat disayangkan jika Indonesia yang memiliki sejumlah sumber daya karbon baik, fosil maupun nabati, harus terus tergantung pada impor bahan bakar fosil dan petrokimia," katanya.

“Di industri batubara contohnya, jarang sekali rakyat yang tinggal di daerah penambangan mendapatkan benefit kesejahteraan, karena selama ini batubara harus diekspor ke luar daerahnya," tambahnya.

Hadirnya industri Coal to Petrochemicals, menurutnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat sekaligus menekan impor bahan kimia dan tentunya mengurangi "defisit current account". Kelebihan Coal to Chemical setidaknya memanfaatkan batubara untuk rantai polimer industri bukan dibakar untuk mengemisi CO2 seperti halnya PLTU.

Samara Land Group melalui anak usahanya VIP Engineering sendiri terlibat dalam sejumlah pengembangan study Coal to Chemicals di Indonesia, termasuk di PT Bukit Asam dan di Bumi Resources-Ithaca. Samara Land adalah perusahaan Properti dan Investasi yang fokus pada pengurangan emisi CO2 melalui sejumlah inovasi proses yang meningkatkan nilai tambah di industri properti, konstruksi, dan bahan kimia. 

Dari sektor properti, Samara Land melalui Green Paradise City sedang mengembangkan affordable housing bagi smart people yang mencintai bumi dengan menyediakan hunian yang terintegrasi dengan transportasi publik. Hunian dengan konsep keseimbangan antara gaya hidup urban dan keseimbangan alam ini berlokasi hanya beberapa ratus meter dari Stasiun Commuter Line Parung Panjang. 

Baca Juga: Macam-macam Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui

“Upaya Samara Land Group dalam pengurangan emisi CO2 telah dibuktikan dengan keterlibatannya dalam sejumlah proyek perumahan Transit Oriented Development (TOD) dan inisiasi Coal to Chemicals Industry, dan Green Hydrogen. Dengan dukungan sejumlah Stakeholders dan Investor, Samara Land Group akan terus terlibat dalam sejumlah inisiasi mendisrupsi kegiatan konstruksi agar lebih ramah lingkungan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI