Suara.com - Sebagian orang tak asing lagi dengan big data, khususnya mereka yang berkecimpung di bidang pemasaran, teknologi, riset, dan sebagainya. Big data adalah konsep pengelompokan atau pengumpulan data dalam skala besar, yang terdiri dari berbagai macam jenis data, meliputi data terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.
Manfaat big data bisa dirasakan ke berbagai bidang, mulai dari bisnis, transportasi, serta pendidikan. Manfaat big data di bisnis antara lain memudahkan pelaku usaha untuk memasarkan produknya ke pengguna.
Dalam media sosial, penggunaan big data yang dimanfaatkan pelaku usaha adalah adalah data aktivitas pengguna di media sosial seperti jumlah like, komentar, dan sebagainya. Data tersebut banyak digunakan untuk memutuskan akan membuat atau menghadirkan produk apa ke pelanggan serta sebagai bahan pertimbangan dalam memasang iklan dan membuat kampanye pemasaran.
Manfaat big data di bidang transportasi adalah memudahkan pengguna untuk mengetahui dan mengunjungi suatu lokasi yang mungkin asing. Salah satu aplikasi yang bisa jadi contoh Big Data di bidang ini adalah online maps, yang menggunakan data dari citra satelit terkait pengelolaan wilayah. Pengguna pun bisa melihat daerah yang sedang macet di Maps dan membuat penunjuk arah untuk pergi ke lokasi tertentu dengan mudah.
Baca Juga: UMKM Ingin Tingkatkan Penjualan, Ini Solusi Pemasaran yang Ditawarkan Ninja Xpress
Perkembangan Big Data di Indonesia
Pemanfaatan data dalam bisnis saat ini mulai banyak dilakukan. Namun era Big Data yang digadang-gadang bisa memudahkan banyak sektor pekerjaan, nyatanya juga tidak gampang diimplementasikan.
Berdasarkan survei Sharing Vision pada 2016 di Indonesia, sebanyak 74 persen responden mengaku mengadopsi big data dalam menunjang pengambilan keputusan. Namun, sebanyak 48 persen responden mengatakan, kendala utama dalam adopsi big data adalah sumber daya manusia, dimana kompetensi yang paling dibutuhkan dalam mengolah big data adalah big data analytic.
Refocus, platform pendidikan online yang fokus menghadirkan kelas edukasi seperti digital marketing dan data analisis melihat Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan dalam memanfaatkan teknologi big data, khususnya dari segi pengelolaan data yang ada.
“Salah satu kunci untuk melakukan analisa big data, tentunya adanya ketersediaan data dan akses terhadap data. Di Indonesia, data untuk berbagai jenis kebutuhan sudah tersedia dan banyak, namun sumbernya tersebar, sehingga dibutuhkan usaha lebih untuk mendapatkan data terpadu secara nasional. Begitu juga dengan masalah keamanan, setiap konsep teknologi yang canggih memiliki beberapa celah dalam bentuk masalah privasi dan keamanan. Keamanan siber hanya bisa terjamin apabila ada sinergitas pihak terkait sehingga dapat mendukung terlaksananya sistem yang diimplementasikan,” ucap Roman Kumay Vyas, CEO & Founder Refocus Education Project.
Baca Juga: Dorong Penetrasi Asuransi, Sequis Buka Kantor Pemasaran Baru di Medan
Perkembangan big data di Indonesia saat ini berjalan cukup pesat, mengingat banyanya perusahaan besar yang sudah memanfaatkan Big Data. Sayangnya, pengelolaan big data belum sepenuhnya berjalan dengan baik, salah satu penyebabnya karena ahli big data di Indonesia masih terhitung kurang.
Minimnya generasi muda yang mengetahui tentang pentingnya pengelolaan big data menjadi salah satu sebab dan diharapkan dapat teratasi untuk beberapa tahun ke depan.
Roman Kumay Vyas juga mengungkapkan “Dalam memanfaatkan big data, pemerintahan, organisasi, maupun perusahaan harus memiliki SDM yang kompeten dalam bidang analitik data, memiliki kemampuan pemograman yang tinggi, dan tanggap terhadap perkembangan teknologi informasi. Di Refocus, kami fokus untuk mengedukasi lebih dari 1 juta profesional di bidang IT untuk mengatasi gap ketersediaan SDM di berbagai industri. ”
“Refocus memungkinkan para siswa untuk memahami konser dasar di bidang data dengan cara yang mudah dan waktu yang relatif singkat. Refocus juga membantu untuk mempersiapkan CV dan menghubungkan langsung dengan user untuk kesempatan magang di perusahaan lokal terkemuka sehingga jika nantinya terlibat dalam penerapan atau implementasi big data para siswa Refocus mampu menganalisa dan mengatasi permasalahan yang muncul dengan cepat dan efektif, “ tutup Roman.