Pada kesempatan yang sama, Oktani Fungsiana, Founder PT. Kombas Digital Internasional, menyampaikan tentang pentingnya etika dalam berinternet.
Dalam mencari informasi dan berkomunikasi melalui internet, diperlukan kesadaran, tanggung jawab, integritas dan kebajikan.
"Tidak hanya etika bermedia sosial, etika mengirim email dan etika dalam membuat akun juga harus diperhatikan. Ingat, kebebasan berekspresi tidak sama dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik dan provokasi. Ada sanksi tegas jika melanggar etika digital dan sebagai ASN harus paham betul karena tidak hanya sebagai pelaksana kebijakan publik, tapi juga sebagai perekat persatuan bangsa," jelas Oktani.
Teddy Sukardi, Praktisi IT, turut menyampaikan materi tentang risiko dari penggunaan teknologi, tidak hanya risiko gangguan pada perangkat yang digunakan, tetapi juga risiko pencurian data dan identitas.
"Awasi perangkat yang digunakan. Buatlah kata sandi menggunakan kombinasi angka, huruf dan simbol dan jangan berikan kepada orang lain. Jangan men-download materi yang tidak terpercaya karena dapat mengandung virus yang berpotensi menimbulkan berbagai kerugian seperti serangan siber. Jika ada hal-hal yang mencurigakan, segera laporan atau konsultasikan kepada penyelenggara sistem elektronik organisasi anda atau tenaga ahli," tambahnya.
Sesi terakhir mengenai Kecakapan Digital, disampaikan oleh Tri Hadiyanto Sasongko.
Ia membahas tentang pentingnya memilah dan memilih informasi agar bisa membedakan berita benar dan berita bohong atau hoaks.
"Cara mengetahui apakah informasi tersebut hoaks atau bukan, adalah dengan mencermati alamat situs, waspadai kalimat provokatif, cek kualitas foto atau gambar, dan pastikan sumbernya bisa dipercaya. Biasakan saring sebelum sharing, dan sabar sebelum sebar," jelasnya.
Jika menemui berita atau informasi hoaks, ASN dapat melaporkannya ke situs www.lapor.go.id dan layanan.kominfo.go.id agar korban tidak semakin banyak.
Baca Juga: Berkelas, di Bogor ada Pencucian Mobil Menyediakan Pojok Literasi