Suara.com - Kemenkominfo memberikan pelatihan pada generasi muda Papua - Maluku tentang Bikin Tugas jadi Mudah Bila Cakap Digital, Rabu (26/10/2022). Pelatihan ini dilakukan secara virtual dan diikuti para peserta dari Ternate, Sorong, Jayapura, dan Maluku dengan nonton bareng di sekolah masing-masing di jam 10.00 - 12.00 WIT, kurang lebih 120 menit.
Diikuti lebih dari 330 peserta, pagi kemarin diisi oleh Fithrianti ST (Individual Consultant, Digital Nomad), Moch Ilham Faris Baladraf (CEO Satmaka Raharja Gruop), dan Sri Rahma Dani (Dokter), serta di moderatori oleh Patria Prathama.
Di dunia yang sudah serba mudah seperti sekarang ini, media digital memang memiliki peran yang cukup penting di kalangan masyarakat. Kemudahan demi kemudahan kian dirasakan, sedikitnya tercatat sampai januari 2022, ada lebih dari 191 juta pengguna sosial media dan media digital. Data tersebut terus bertambah setiap harinya sampai hari ini, dengan beragam umur dan profesi tentunya.
Dalam pekerjaan maupun pelajaran, kita selalu memiliki tugas yang harus kita kerjakan. Dengan adanya media digital, dan ilmu yang didapat dari beragam media mengerjakan tugas-tugas tentu menjadi lebih mudah. Hal ini yang menjadi tujuan Kemenkominfo mengadakan pelatihan #MakinCakapDigital, agar anak-anak lebih mudah dalam mengerjakan tugas mereka.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Anak yang Malas Belajar, Coba Beri Motivasi!
Dari pelatihan ini, anak-anak generasi muda Maluku-Papua dikenalkan tentang bahaya malware. Fithrianti menjelaskan, Malware itu perangkat lunak, yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi data pribadi atau uang dari pemilik perangkat.
“Ini jelas sebuah kejahatan, dimana kejahatan dalam perangkat lunak di media digital ini, dibagi 2 yaitu phising & scam. Untuk itu kita harus memastikan perangkat yang kita gunakan aman tentang urusan dan data pribadi milik kita sendiri. Di dunia digital, memang tidak ada yang aman 100%. Yang bisa kita lakukan adalah hanya mengurangi resiko sebisa mungkin. Hindari tautan-tautan yang tidak jelas sumbernya,” imbuh Fithrianti.