Suara.com - Setelah tertunda akibat pandemi Covid 19, Nariti resmi ditayangkan serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 3 November 2022. Film yang dibintangi Zoe Jackson, Bastian Steel, Yogi Werner, Paramitha Rusady, dan Agus Melasz ini mengangkat kisah cinta remaja berlatar budaya Batak.
Film yang disutradarai Deden Bagaskara ini berkisah tentang Jefrey (Bastian Steel), yang kembali ke kampung halaman dari perantauan mengikut orangtuanya. Di sekolah baru, dia bertemu Nariti (Zoe Jackson) dan jatuh cinta.
Namun perasaan Jefrey (Bastian) dihalangi kedekatan Nariti dengan (Yogi Werner), teman sekolah mereka, yang juga menyukai Nariti.
Menyandang status bad boy, Bastian menantang Rico (Yogi Werner) untuk membuktikan siapa di antara mereka yang pantas menjadi kekasih Nariti. Berhasil meraih hati Nariti, penolakan muncul dari Sarmaida (Paramitha Rusady), ibu Nariti. Perempuan yang bekerja sebagai penenun ulos ini melarang hubungan anaknya dengan Jefrey (Bastian).
Baca Juga: Mencuri Raden Saleh Pamit dari Bioskop setelah Menggaet 2,3 Juta Penonton
Ponty Gea, produser eksekutif Nariti, mengatakan film yang bernuansa keindahan Danau Toba ini merupakan film layar lebar kedua yang diproduksi oleh MRG Film. Sebelumnya, MRG Film pernah memproduksi Sang Prawira (2019), yang meraih rekor MURI sebagai film dengan pemeran polisi aktif terbanyak.
“Bersyukur akhirnya tayang setelah tertunda akibat pandemi,” ucap Ponty.
Ia berharap, film yang digagas Burhanuddin SE, Ketua Umum Forum Komunikasi Lintas Umat (Forkalimat) ini bisa bermanfaat mengangkat budaya Batak dan mengedepankan nilai-nilai toleransi.
“Ini masyarakat penonton dapat lebih mencintai budaya daerah,” lanjutnya.
Senada dengan Ponty, Ketua PBNU KH. Eman Suryaman mengapresiasi film ini sebagai sebuah karya seni, yang mengangkat harkat dan martabat perempuan, serta bisa menjadi landasan untuk melawan beragam hal-hal tersebut.
Baca Juga: Pose Rebahan Pevita Pearce Bikin Warganet Salfok dan Resah: Atas Bawah Tetap Cantik
“Nabi Muhammad saja, ketika melihat para kaum perempuan yang terhinakan, dimulailah Sunnah Rasul untuk mengangkat harkat dan derajat perempuan yang sangat luar biasa. Itulah hikmahnya menonton film ini karena banyak hal yang bisa dipetik,” jelas peraih gelar Doktor dari UGM pada tahun 2008 tersebut.
Lebih lanjut, dosen Ilmu Filsafat Univefsitas Nahdlatul Ulama Cirebon ini mengungkapkan, film ini sangat baik untuk ditonton oleh semua kalangan dari semua usia. Meski terkesan merupakan film yang ditujukan untuk anak muda, film ini sangat dianjurkan ditonton oleh para orangtua.
Beberapa tokoh sempat menonton gala premiere, antara lain Menteri Hukum dan HAM Yasona Hamonangan Laoly. Ia mengungkapkan, ini merupakan kali pertama ia menonton pemutaran perdana film hingga selesai. Sembari memberikan apresiasi yang tinggi untuk jalan ceritanya, ia juga mengajak seluruh elemen bangsa menonton film ini.
Selain itu, hadir pula anggota DPR sekaligus Sekjen PDIP Hasto Krisyanto, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, dan Ketua PBNU KH. Eman Suryaman.