Suara.com - Kemenkominfo memberikan pelatihan pada generasi muda Papua - Maluku tentang FOMO (Fear of Missing Out) sebagai sindrom sosial jaman now, Senin (17/10/2022). Pelatihan ini dilakukan secara virtual dan diikuti para peserta dari Ternate, Sorong, Jayapura, dan Maluku dengan nonton bareng di sekolah masing-masing di jam 10.00 - 12.00 WIT, kurang lebih 120 menit.
Diikuti lebih dari 200 peserta, event ini diisi oleh M.Deddy Gunawan S.H, M.H (Operation Director TC Invest), Fajar Sidik (Podcaster at 30 Degree Media Network), dan Ikhsancolly (Photographer) menjabarkan tentang sudut pandang mereka dari kecakapan, budaya, dan etika tentang FOMO sebagai sindrom sosial jaman now dengan di moderatori oleh Eddie Bingky.
Sindrom sosial jaman now, lebih mengarah ke mental “takut ketinggalan” atau lebih sering kita kenal dengan FOMO. Di era masyarakat, itu menjadi suatu tekanan secara tidak langsung yang mereka rasakan. Dasarnya, trigger utama mereka adalah sosial media. Dimana, pencapaian dan privilege orang lain seumuran mereka diatas mereka.
Sampai Januari 2022, tercatat lebih dari 191 juta pengguna sosial media. Data tersebut terus bertambah setiap harinya, sekaligus menggambarkan seberapa besar pengaruh sosial media dalam kehidupan keseharian mereka, khususnya di rentan umur 16-25 tahun. FOMO sendiri sebenarnya terjadi berdasarkan beberapa alasan utama, hal tersebut disampaikan oleh Deddy Gunawan dalam paparannya. “Budaya Komunikasi Digital Indonesia, Kemudahan berkomunikasi di era digital, dan pengguna media sosial adalah alasan mendasar penyebab FOMO,” jelas deddy.
Baca Juga: Kemenkonminfo Dorong Anak Muda Maluku-Papua Lawan Hoaks di Media Sosial
Ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa pemicu FOMO itu terjadi dan memberikan dampak pada generasi muda. Diantaranya trend, dan postingan sosial media. “Trend fashion, skincare, make up, barang-barang unik, dan beragam informasi serta beragam pencapaian dan keberhasilan masyarakat seumuran yang di posting di sosial media. Menjadi pemicu utama FOMO itu berdampak pada generasi muda,” terang Deddy.
“FOMO sendiri memiliki beberapa karakteristik, diantaranya seperti under-influence seperti anak yang kecenderungan dengan gadget dan beragam teknologi, being always connected yakni perasaan yang perlu diakui dan diterima di segala macam lapisan sosial, dan digital intuitiveness yang mana semacam mampu memprediksi apa yang akan jadi trend di ranah digital nantinya,” tambahnya.