Kendaraan Udara Berbasis Elektrik PT IAMI Diapresisi Top Innovation Company dalam Indonesia Success Award 2022

Sabtu, 08 Oktober 2022 | 15:54 WIB
Kendaraan Udara Berbasis Elektrik PT IAMI Diapresisi Top Innovation Company dalam Indonesia Success Award 2022
PT IAMI diapresisi Top Innovation Company dalam Indonesia Success Award 2022. (Dok: IAMI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Indonesia Air Mobility Industries (PT IAMI), sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kendaraan udara berbasis tenaga elektrik,  dinobatkan sebagai Top Innovation Company pada ajang Indonesia Success Award 2022, yang diselenggarakan oleh Success Magazine di Hotel Aston Priority Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022).

Wakil Presiden Direktur PT IAMI, Simson Hendro Cipto Purba menyampaikan, perusahaannya akan terus fokus pada kendaraan udara berbasis tenaga elektrik.

“Ini merupakan award pertama yang diterima oleh PT IAMI, dimana pasar IAMI sebenarnya ada di Eropa dan Amerika. Sebagai perusahaan yang baru lahir, kami merasa kaget atas penghargaan ini. Program kami ini sangat mendukung arahan dari Presiden Joko Widodo untuk terus berinovasi dibidang kendaraan berbasis tenaga elektrik di Indonesia," ujarnya.

“Pemerintah telah mempermudah izin dan akses bagi PT IAMI untuk berinvestasi di Indonesia. Titik Fokus utama dari penghargaan ini adalah menyoroti perkembangan bisnis dan pribadi berprestasi, bagaimana penghargaan ini juga dapat berkembang ke platform Internasional dan akhirnya menggunakan penghargaan ini sebagai senjata ampuh untuk menembus pasar baru,” tambah Simson, yang merupakan pemuda batak pertama di ASEAN yang berhasil membawa inovasi dan investasi kendaraan udara berbasis tenaga elektrik masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Kendaraan Udara Autopilot Bertenaga Listrik Menang di Indonesia Success Award 2022, Siap Tembus Eropa dan Amerika

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur operasional PT IAMI, Noval Akbar.

“Rencananya, pabrik kami yang berada di Siak Riau akan merekrut kurang lebih 4.000 tenaga kerja asal Indonesia. Dalam kurun waktu 1-2 tahun ke depan, PT IAMI ditargetkan akan memperoleh sertifikasi layak dan sudah bisa memproduksi kendaraan udara berbasis elektrik untuk dieksport,” katanya.

Menurut Akbar saat ini sudah ada beberapa investor yang masuk seperti dari Timur Tengah untuk pengembangan usaha yang tengah dirintis perusahaannya. “Kantor pusat kami sendiri berada di Jakarta, kami juga sudah mengakuisisi lahan dan siap untuk membangun pabrik dalam waktu dekat. Selain itu PT IAMI juga telah memperoleh sertifikasi layak sehingga perusahaannya berhak untuk mengekspor kendaraan udara berbasis elektrik ke luar negeri,” tandas Noval.

Simson maupun Noval sepakat kendaraan berbasis elektrik yang diproduksinya belum untuk dipergunakan atau dioperasionalkan di Indonesia.

“Kepentingan kami membangun pabrik di Indonesia dengan biaya investasi sebesar Rp4,5 triliun dalam waktu dekat. Pasarnya adalah di Amerika dan Eropa. PT IAMI akan bekerja sama dengan perusahaan tambang maupun produsen baterai di Indonesia,” papar Noval.

Baca Juga: Menhub Ingin Instansi Pemerintah Pusat hingga Pemda Gunakan Kendaraan Listrik

Prototipe kendaraan udara berbasis elektrik, saat ini tengah dirangkai beberapa negara di luar negeri dan dalam waktu dekat akan dibawa ke Indonesia untuk diperkenalkan kepada khalayak luas. Kendaraan berbasis elektrik yang diproduksi oleh PT IAMI dirancang menyerupai mobil terbang, dengan kapasitas empat penumpang.

Kendaraan udara berbasis elektrik ini sepenuhnya mempergunakan tenaga listrik, dengan cara di-charge, yang lokasi charger berada di masing-masing landasan. Dengan konsep auto pilot atau tanpa pengemudi, kendaraan udara berbasis elektrik tersebut dilengkapi GPS untuk mendarat di lokasi-lokasi yang telah dipasangi charger.

Saat ini, kendaraan udara berbasis elektrik telah operasional di Kuwait. PT IAMI menunjuk Jepang dan Korea Selatan untuk merakitnya sebelum dibawa ke Indonesia. Ke depan akan ada tujuh perusahaan besar yang akan men-support part atau bagian kendaraan, sementara Indonesia sendiri hanya sebagai tempat perakitan jika pabrik di Siau Riau seluas 1.500 hektare telah siap beroperasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI