Terkait keamanan data pelanggan, Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) juga mendorong perusahaan e-commerce untuk memperkuat keamanan siber dengan terus berinovasi dan memutakhirkan sistem teknologi informasi yang mereka gunakan.
"Pergerakan industri digital sangat dinamis, kami terus mendorong agar perusahaan e-commerce, terutama member kami, memutakhirkan sistem kemanan sibernya. Kami mengapresiasi langkah nyata Blibli yang telah memperkuat sistem IT," ujar ketua idea Bima Laga, Rabu (14/9).
Pihaknya juga selalu berkoordinasi rutin terkait hal ini dengan para anggota asosiasi agar tercapai kepuasan pelanggan dalam berbelanja.
Bima mengajak para pelaku industri digital maupun pelanggan agar bersama-sama melindungi data yang merupakan aset berharga agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) Fanky Christian menjelaskan, siapapun yang bertransaksi melalui e-commerce harus memastikan platform terdaftar di Penyelenggara Sistem Elektronik Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Jadi kalau ada penyimpangan data terkait transaksi bisa kita selesaikan dengan langkah hukum,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fanky mengatakan bahwa PSE Kominfo kepastian keamanan datanya sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Di sisi lain, e-commerce pun harus mempunyai tim khusus yang menangani siber atau CSIRT guna mencegah dan melakukan mitigasi adanya kebocoran data.
Rendra memberikan tips dalam meningkatkan keamanan siber (cyber security), yaitu mengganti password akun secara berkala dan tidak memakai password yang sama pada situs yang berbeda.
Baca Juga: Siapa I Made Wiryana? Sosok 'Pawang Hacker' Menduga Bjorka Hanya Pengepul Data
Selain itu Rendra juga menganjurkan agar menjaga kerahasiaan password dan one time password (OTP) untuk menghindari penyalahgunaan dan pengambilalihan akun.