Suara.com - Pelatihan Literasi Digital 2022 oleh Kemenkominfo, (Selasa, 20/9/2022) kembali mengangkat tema tentang “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Dipaparkan langsung oleh para praktisi yang ahli dibidang mereka masing-masing dalam dunia digital, Moch Ilham Faris Baladraf (CEO Satmaka Raharja Group), Deddy Triawan (CTO MEC Indonesia), dan Vizza Dara (Public Figure). Dihadiri oleh peserta dari SMAN 2 Ambon, SMAS Papua 1 Sorong, SMAN 4 Ternate, dan SMPN 1 Jayapura.
Para narasumber menyampampaikan pembahasan dengan sangat lugas dan menyenangkan dari beragam sudut pandang seperti Budaya, Etika, dan Keamanan Digital. Diterima dengan sangat baik oleh para peserta yang terdiri kurang lebih bertotal 400 orang, terlihat dari antusias mereka dalam menyaksikan dan mengutarakan beragam pertanyaan disesi tanya jawab.
Perlu diketahui, pengguna media digital pada tahun 2022 mencapai 210 juta dan akan terus bertambah setiap harinya. 73% Masyarakat menjadikan media digital sebagai pengisi kebutuhan mereka di keseharian, mulai dari mencari informasi untuk pendidikan maupun pekerjaan hingga hiburan. Dengan adanya data tersebut, Kemenkominfo mengadakan pelatihan Literasi digital ini agar masyarakat paham akan batasan dan etika serta keamanan berkegiatan di media digital. Sehingga menjadi pengguna media digital yang cakap, positif dan kreatif serta aman dari segala aspek.
Dari sudut pandang etika digital, Moch Ilham Faris Baladraf atau yang lebih akrab dipanggil Faris menjelaskan bahwa media digital sendiri memiliki dua sisi yakni positif dan negatif. Positif berisikan informasi yang aman dan sehat serta dari sumber terpercaya. Dan negatif, sebaliknya.
Baca Juga: Nilai Ekspor Pecah Rekor, Peluang Bisnis Anak Muda Terbuka Lebar
“Media digital berkaitan dengan data diri dan perangkat yang digunakan. Karena adanya rekam jejak digital yang sangat rentan disalahgunakan apabila tidak waspada. Saat ini, kehidupan semua generasi terpaku pada media digital. Bukan cuma anak-anak, namun remaja, dewasa, bahkan orang tua. Media digital itu seperti 2 mata pisau, yang satu sisi bisa sangat positif dan sisi lain sangat negatif. Positifnya banyak anak muda kreatif menggunakannya sebagai wadah kreatifitas mereka, namun negatifnya maraknya anak muda yang menjadi pribadi konsumtif dan lalai,” tambah Deddy.