Keberadaan Aplikasi Nasional seperti Peduli Lindungi merupakan suatu prekursor bagus yang harus didukung, meskipun sempat juga diambil hacker.
Peduli Lindungi merupakan suatu contoh perdana bahwa Indonesia dapat meluncurkan aplikasi nasional yang dipakai oleh mayoritas dari 300 juta penduduk Indonesia dan dapat berjalan cukup baik dan reliable selama ini.
Herman menyatakan, fenomena Bjork ini jadi mengangkat ke permukaan, karena kesadaran penyelenggara negara dan rakyat atas keamanan data masih rendah.
Adanya pernyataan bahwa data negara aman dan tidak menjadi korban hacking dari Bjorka, dapat dianggap bahwa penyelenggara negara tidak menganggap data masyarakat sebagai penting.
Sebaliknya masyarakat masih banyak yang melakukan sharing data (baik sukarela maupun diminta) dengan gampang tanpa mempertimbangkan datanya dapat disalahgunakan.
Menurut Herman, rendahnya keamanan siber terjadi karena penyelenggara PSE, baik private maupun publik belum menerapkan standar-standar pengamanan yang selayaknya bagi keamanan data dan terjadi kegagalan instansi terkait dalam melakukan pengamanan siber/penerapan standar pengamanan.
BSSN berdiri sejak 2017 dan sudah memakai anggaran lebih dari Rp7 triliun. Sementara Kementerian Kominfo sebagai pembuat kebijakan juga mengalami peningkatan anggaran selama beberapa tahun terakhir.