Tiga Pemuda Banting Setir Jual Ayam Goreng, Raup Omset Ratusan Juta Rupiah

Iman Firmansyah Suara.Com
Jum'at, 16 September 2022 | 11:00 WIB
Tiga Pemuda Banting Setir Jual Ayam Goreng, Raup Omset Ratusan Juta Rupiah
Nagita Slavina mencicipi jajanan GabbaGabba ayam goreng tanpa tulang. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga entrepreneur muda sukses meraup omset hingga ratusan juta rupiah dari usaha jajanan kekinian. Mereka adalah Reynaldi Januar Wanter, M Syamsi Al Farizan, dan M Dinda Mahardika. Ketiganya memutuskan terjun ke usaha kuliner usai pandemi Covid-19 merenggut pekerjaan utama mereka.

Konsep yang diusung pun terbilang menarik dan tidak hanya sekadar mengejar cuan atau mengikuti tren belaka. Ada visi dan misi yang kuat dibalik usaha kuliner mereka.

Reynaldi dkk ingin semua masyarakat Indonesia dapat menikmati kuliner lezat dan berkualitas dengan harga terjangkau. Di samping itu, mereka juga tergerak untuk memajukan umkm lokal, termasuk para petani dan peternak yang menjadi mitra utama mereka saat ini. 

Berawal dari visi dan misi itulah akhirnya berdiri GabbaGabba, sebuah jajanan kekinan berkonsep ayam goreng tanpa tulang. Meski baru beroperasi kurang lebih satu tahun, GabbaGabba sudah berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah, mejeng di salah satu YouTube selebriti ternama Indonesia, hingga akhirnya meluncurkan franchise.

Baca Juga: Viral! Setiap Hari Makan Seblak dan Mie Ayam Berbuah Tumor

"Kenapa ayam goreng? Awalnya saya pikir marketnya bakal luas dan tak terbatas, umur dan gender juga. Dari balita sampai orang tua semuanya bisa makan. Hanya saja produk ayam goreng tepung di Indonesia itu kadang kurang praktis untuk dimakan," ujar Reynaldi Januar dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Rabu (14/9/2022). 

Salah satu gerai GabbaGabba.
Salah satu gerai GabbaGabba.

Berbekal pengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan f&b dan modal Rp5 juta dari sisa gaji, Reynaldi mulai meracik resep ayam goreng yang sekiranya dapat diterima masyarakat luas.

Dari segi harga lanjut Reynaldi, ia ingin membuat produk berkualitas namun juga dapat dinikmati berbagai kalangan. Proses trial and error pun terus dilakukan, hingga ia berhasil menciptakan racikan ayam goreng yang lezat dengan harga cukup terjangkau yakni, mulai dari Rp8 ribu - Rp15 ribu per porsi.

Sadar usahanya semakin maju, Reynaldi mulai mencari orang untuk diajak bekerjasama. Di momen inilah Reynaldi bertemu M Dinda Mahardika dan M Syamsi Al Farizan yang juga turut terkena imbas pandemi Covid-19. Alhasil, mereka pun sepakat untuk masuk dalam tim GabbaGabba dengan peran yang berbeda-beda.

Menurut Mahardika, produk ayam goreng racikan Reynaldi sebetulnya sudah sangat menjual, terutama dari segi rasa. Hanya saja di era serba digital seperti saat ini, permainan tagline, logo dan elemen-elemen marketing lainnya menjadi poin yang sangat penting dalam kesuksesan suatu brand.

Baca Juga: Chef Renatta Kepikiran Memek Basah dan Kering yang Bikin Nagih, Netizen: Pernah Dengar, tapi gak Pernah Coba

“Jadi setelah join,kami langsung me rebranding abis-abisan di mulai dari konsep produk, ganti logo, tagline serta yang paling penting adalah dengan mengganti konsep booth ke ruko bertajuk 'share the happiness', dimana design outlet dibuat unik, pelayanan menjadi cepat dan ramah, dan dari sisi produk lebih simple dan tidak ribet serta packaging yang praktis," kata Mahardika.  

Strategi rebranding tersebut ternyata membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Hanya dalam kurun waktu 3 bulan, GabbaGabba membuka 2 cabang dan kantor baru dengan omzet mencapai lebih dari Rp120 juta per bulan.

Perlahan tapi pasti, nama GabbaGabba semakin dikenal masyarakat luas, terlebih setelah mendapat tawaran untuk tampil dalam konten Rans Entertainment bertajuk, JajaRans.

Salah satu gerai GabbaGabba.
Salah satu gerai GabbaGabba.

M Syamsi Al Farizan mengatakan tawaran tersebut muncul secara tiba-tiba melalui sebuah pesan singkat. "Jadi waktu itu ada yang menghubungi dari pihak tim Rans dan mau mengajak kolaborasi dengan GabbaGabba. Awalnya gak percaya tapi langsung kami iyakan," kata Syamsi. 

"Kak Nagita paling tertarik sama ayam Jumbo nya. Jadi waktu buka stand di sana, kak Nagita liat dummy atau contohnya yang memang kita pajang juga di semua outlet, dan dia gak percaya ayam nya segede itu, akhirnya dia mutusin untuk pesan semua menu. Terlebih, kita usung konsep fresh to fried, jadi ayamnya digoreng dadakan yang buat rasa nya jadi jauh lebih enak," beber Syamsi. 

Menyadari usaha mereka semakin maju serta permintaan konsumen yang terus meningkat namun sulit dijangkau. Reynaldi, Mahardika, dan Syamsi pun berencana untuk membuka franchise agar penyebaran outletnya semakin luas untuk menjangkau pasar yang lebih besar lagi. Hal ini tentu setelah melalui sejumlah proses evaluasi dan feedback dari para customer. 

"Kami juga menjual franchise secara selektif, kami enggak mau langsung nyerahin tapi si buyer enggak mau ikut controlling. Kami mau ayo kita sama-sama maju bareng. Walaupun nanti bisa 'ditinggalin', tapi harus aware, karena dialah pemiliknya. Intinya harus punya visi dan misi yang sama, dan harus ada tahapan interview," tutupnya.

Untuk franchise GabbaGabba sendiri dijual mulai dari Rp105 juta- 130 juta. Biaya tersebut sudah termasuk pembangunan outlet (ruko atau kontainer), lisensi, peralatan, training, free grand opening, free survey lokasi, dan marketing boost.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI