Suara.com - Dunia fashion Tanah Air baru saja dibuat heboh dengan kolaborasi yang ditampilkan Miracle Mates dan Hecates. Dalam Runway Miracle Mates dan Hectaces menampilkan sejumlah item dari kolaborasi ini, yang diberi nama Mess in Balance.
Meski brand lokal, tetapi ketika bikin runway show di Bandung baru-baru ini, dua nama ini bikin kagum karena menggarapnya dengan begitu serius.
Kolaborasi ini juga seakan mematahkan anggapan kalau brand lokal cuma bisa menggelar acara runway dengan sederhana. Namun Miracle Mates dan Hecates menampilkan runway yang cukup profesional dan mapan meski tanpa sponsor.
Kolaborasi antara Miracle Mates dan Hecates terbilang cukup unik, karena biasanya dilakukan oleh dua brand atau lebih yang memiliki target pasar berbeda. Namun Miracle Mates dan Hecates terbilang mirip hingga diduga punya ceruk pasar yang sama.
Baca Juga: Rayakan Hari Jadi Ke-10, Brand Fashion Asal Bandung Siap Buka 100 Outlet di Seluruh Indonesia
Fadli Maulana Ibrahim Owner Miracle Mates menampik anggapan tersebut. Menurutnya, meski bergerak di tren yang sama, kedua brand sebenarnya memiliki pasar yang berbeda.
"Sebenarnya kalau memang secara desain tuh mirip-mirip, tapi kalau untuk market itu beda banget. Miracle Mates itu Bandung banget, sementara Hecates itu pembelinya sebagian besar di Jakarta," kata Fadly, seperti dalam keterangan yang diterima Suara.com.
"Kalau untuk crossmarket bisa dibilang cross juga, karena lebih dikenal di kota masing-masing," kata Fadli melanjutkan.
Selain itu kata Fadli, kolaborasi ini terjadi bukan tanpa alasan yang kuat. Market daripada Miracle Mates dan Hecates sama-sama meminta kedua brand untuk kolaborasi, sehingga mereka optimistis Mess in Balance akan menemui pasarnya dengan mudah.
Sedikit lebih mengenal Miracle Mates dan Hecates, rupanya dua brand ini sama-sama dirintis oleh dua anak muda yang gigih.
Baca Juga: Mau Perkenalkan Brand Lokal, Ryuji Utomo Resmi Luncurkan Sneakers Baru
Fadli Maulana Ibrahim membangun Miracle Mates sejak 2014, di mana saat itu ia masih duduk di bangku SMA. Tiap menampilkan produk, Fadli selalu beradaptasi dengan tren fashion yang dikorelasikan dengan DNA brand mereka.
Proses perjanalan Miralce Mates hingga dikenal oleh publik kurang lebih memakan waktu lima tahun. Setelah itu mereka akhirnya dikenal sebagai merek fashion yang mengedepankan kultur street wear, di mana biasanya digunakan dalam skena musik hingga skateboard.
Pada masa perintisannya, Fadli mengurus Miracle Mates sendirian. Mulai dari menjadi admin dari lapak online-nya, hingga mengantarkan produk langsung ke tangan pembelinya.
Fadli pun bukan tidak menemui banyak masalah. Ditipu hingga mengalmi kerugian cukup besar, sering dialaminya.
"Namanya juga anak SMA, anak kecil, ya bikin brand sering banget ketipu. Barang jelek lah, vendor kabur lah, banyak banget yang gak enaknya," imbuh Fadli.
Bila Fadly Maulana Ibrahim butuh waktu lima tahun untuk bisa terkenal. Rian Adrians selaku Founder Hecates cuma butuh waktu singkat.
Hecates didirkan Rian pada Agustus 2020 di Jakarta. Saat itu, Rian masih jadi seorang pegawai dari sebuah perusahaan di Jakarta. Di tengah kesibukannya sebagai seorang karyawan, lelaki asal Makassar itu pun pelan-pelan membangun Hecates.
Saat membangun Hecates, Rian langsung berhadapan dengan pandemi Covid-19. Ia pun sempat pesimis barangnya akan dibeli orang. Namun anggapannya keliru, karena pembeli dari online malah ramai.
Untuk memantapkan niatnya dalam membangun Hecates, Rian memberanikan diri untuk mengundurkan dari kantornya dan merantau ke Bandung. Kota Kembang dipilih karena urusan supply chains Hecates sebagian besar berada di sana.
"Saya ke Bandung agar fokus ke brand, fokus ke produksi. Soalnya aku produksi di anak-anak Bandung juga, jadi apa salahnya kalau aku pindah ke Bandung dulu saja?" tutur Rian.