Suara.com - Menjaga lingkungan demi planet Bumi yang layak huni tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kerja sama oleh semua pihak terkait, dalam hal ini masyarakat, pemerintah daerah, serta perusahaan swasta, untuk bisa melakukannya.
Inilah yang menjadi alasan Grup Barito Pacific melalui yayasan filantropi Yayasan Bakti Barito, memberikan dukungan kepada Youth Innovation Festival sebagai rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi Youth 20 (KTT Y20) yang diadakan di Alun-alun Kota Bogor, Minggu (21/8). Youth 20 merupakan wadah bagi pemimpin muda masa depan dari seluruh negara anggota G20 untuk berdiskusi, berargumen, dan bertukar ide, hingga mencapai kesepakatan bersama untuk isu-isu mendesak di dunia sejalan dengan agenda Presidensi G20.
Festival ini diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang bertujuan agar pesan Y20 tersampaikan ke pemuda Indonesia dengan cara kreatif melalui community activation, metaverse dan digital campaign dengan mengangkat 4 tema besar yakni Ketenagakerjaan Pemuda, Transformasi Digital, Planet yang Berkelanjutan dan Layak Huni dan Keberagaman dan Inklusi.
Selain memberikan dukungan, Bakti Barito juga diberikan kesempatan menjadi salah satu panelis untuk topik diskusi yaitu Planet yang Berkelanjutan dan Layak Huni bersama dengan Founder & CEO Waste4Change, Bijaksana Junerosano, dan Miss Indonesia 2018, Alya Nur Shabrina.
Baca Juga: Belum Kantongi Izin Berlaga di Stadion Bumi Sriwijaya, Sriwijaya FC Bakal "Ngungsi" ke Lampung
Dalam paparannya, Direktur Yayasan Bakti Barito, Dian A. Purbasari menjelaskan, tugas utama Bakti Barito adalah memberikan support dan monitoring seluruh anak perusahaan yang berada di bawah Grup Barito Pacific dalam melakukan CSR terutama di bidang pendidikan, lingkungan dan ekonomi sirkular.
Dian menambahkan, dari sisi lingkungan, Bakti Barito aktif dalam mempromosikan pengelolaan atau pemilahan sampah dari sumbernya. Kontribusi yang sudah dilakukan oleh Bakti Barito adalah dengan berkolaborasi dengan pemerintah mendukung program-program pemerintah untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Peran serta swasta dalam hal ini adalah mendukung dan menjadi pendamping dari program pemerintah melalui inovasi.
“Kami juga melakukan konservasi terutama di wilayah Jawa Barat. Dari tahun 2012 kami sudah melakukan reforestasi di wilayah hutan lindung dan kawasan-kawasan daya dukung keanekaragaman hayati. Namun sayangnya, laju deforestasi melebihi kecepatan kami dalam melakukan penanaman kembali. Dibutuhkan dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama menekan laju deforestasi,” ujar Dian.
Bagi Grup Barito Pacific, keberlanjutan adalah landasan dari strategi Perseroan dan visi jangka panjang. Perusahaan terus mengukur dan mengurangi emisi selain mengupayakan target yang dapat dicapai dan membantu mengubah perilaku, baik perusahaan dan individu. Dari segi anak usaha, Grup Barito Pacific terus melakukan praktik paling ramah lingkungan dalam operasi sehari-hari untuk senantiasa mengurangi emisi, mulai dari penggunaan energi terbarukan di unit pabrik operasional sampai ke optimalisasi penggunaan energi bersih.
Anak usaha Barito Pacific yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) melakukan inovasi yakni implementasi aspal dicampur plastik dari sampah kantong plastik yang tidak memiliki recycle value dicampur menjadi aspal bersama Kementerian PUPR. Chandra Asri menargetkan implementasi gelaran aspal plastik sepanjang 100 km pada tahun 2025. Pada 2022 Bakti Barito bersama Chandra Asri bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Garut untuk membangun jalan aspal plastik di berbagai ruas jalan di Garut hingga 2023 sepanjang 50 km.
Baca Juga: BMKG Umumkan Gempa Guncang Wilayah Bali, Ketahui Hal-Hal yang Harus Dilakukan untuk Mitigasi
“Permasalahan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama, siapapun bisa berkolaborasi walaupun sedikit tapi sangat meaningful jika dilakukan semua stakeholder. Kita juga perlu merefleksikan diri kita terutama dalam hal pola konsumsi yang bertanggungjawab. Contoh kecilnya ketika membeli pakaian, kalau belum terlalu butuh jangan dibeli dulu. Kalau memang harus beli maka bisa pakai berulangkali dan jika sudah tidak bisa dipakai lagi maka bawalah ke daur ulang atau dibuang dengan dipilah,” tutup Dian.