Suara.com - Kini banyak orang memiliki impian melanjutkan kuliah ke universitas di luar negeri. Bukan sekadar gaya hidup, tetapi banyak hal positif yang dapat diperoleh.
Fakta ini mengemuka dalam Open House "Joyful Learning", di Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur, Sabtu (6/8/2022), tepatnya di Jalan Tanjung Duren Raya No.4, Grogol Petamburan, Jakarta Barat dan SPK BPK Penabur Kelapa Gading yang berlokasi di Jalan Boulevard Bukit Gading Raya Blok A5-A8 6, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pada kesempatan ini, SPK BPK Penabur Jakarta membagikan tips bagi peserta didik dalam mempersiapkan diri untuk memilih kuliah di luar negeri dengan maksimal, yaitu:
1. Pembekalan yang Tepat
Baca Juga: Berencana Kuliah di Luar Negeri? Ini Negara Paling Diminati dan Oleh Pelajar Indonesia
SMA menjadi jenjang akhir peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, terutama bagi peserta didik yang ingin berkuliah di luar negeri. SPK BPK Penabur Jakarta mengadopsi Cambridge Curriculum yang sudah diakui di seluruh universitas dunia untuk mempersiapkan peserta didik.
"Kurikulum dengan nuansa pembelajaran aktif, interaktif, sehingga peserta didik dapat memimpin dan bertanggung jawab dengan pembelajaran secara mandiri. Selain itu, peserta didik dilatih agar terbiasa menulis, membuat laporan saintifik, piawai dalam berwawancara, dan tentu terbiasa berbahasa Inggris baik lisan maupun tertulis. Pembiasaan seperti inilah yang menjadi bekal baik bagi peserta didik ketika masuk ke universitas di luar negeri," ujar Kepala Jenjang SPK BPK Penabur Jakarta, Suyanti Witono.
Pembelajaran di sekolah diharapkan berjalan menyenangkan, membentuk karakter terpuji dan membangun kebiasaan baik peserta didik. Bukan sekadar akademik saja, tetapi progres positif yang signifikan.
2. NCUK-BPK Penabur Jakarta
Bagi peserta didik yang memiliki impian berkuliah di luar negeri, SPK BPK Penabur Jakarta juga memberikan kesempatan bagi peserta didik lewat kerja sama BPK Penabur Jakarta dengan Northerm Consortium United Kingdom (NCUK).
Baca Juga: Remaja Pekanbaru Jadi Mahasiswa Termuda di Usia 15 Tahun, Kuliah Filsafat UGM
NCUK merupakan konsorsium universitas terkemuka atau program prakuliah yang didirikan beberapa universitas ternama di Inggris pada tahun 1987. NCUK berkolaborasi dengan 47 universitas di Inggris, Australia, New Zealand, AS, Kanada dan memiliki pusat di 20 negara.
Kerja sama tersebut memberikan jaminan akses bagi peserta didik BPK Penabur Jakarta dan peserta didik di luar BPK Penabur Jakarta yang ingin berkuliah di luar negeri, dapat bergabung setelah selesai menempuh studi di kelas 11 dengan nilai rata-rata 70 untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris, berusia minimal 17 tahun sebelum 31 Desember pada tahun pendaftaran, menyelesaikan International General Certificate of Secondary Education (IGSCE), dan/atau meraih skor IELTS 5.0.
"Proses pembelajaran yang diberikan sudah seperti university life, termasuk cara memberikan tugas, bahkan tidak menutup kemungkinan ada kuliah terbuka yang diajar oleh dosen dari universitas luar negeri. Melalui NCUK, peserta didik dipersiapkan berkomunikasi dan berinteraksi dengan bahasa Inggris, yang merupakan bekal penting dalam mengerjakan tugas saat berkuliah di universitas," jelas Head of Foreign Language Section dan Penabur International Foundation with NCUK Academic Manager, Vita Kusumastuti.
3. Kombinasi Akademik dan Non-Akademik
Penentuan sekolah tingkat SMP atau SMA yang tepat sangat menentukan anak itu nanti bisa siap berjuang di luar negeri.
Salah satu orang tua alumnus peserta didik SPK SMAK 8 Penabur, Nina Risnawati, berbagi pengalamannya dalam membekali kedua anaknya yang memang memiliki tujuan kuliah di luar negeri.
"Anak saya mengikuti pertandingan Debat Internasional World Scholar's Cup Global Around (WSC). Hal terpenting lainnya dalam pemilihan sekolah adalah pilih yang memiliki program non-akademik, yang mengasah kemandirian serta tanggung jawab, misalnya kegiatan Community Service, Compass For Young Generation (CFYG) Camp, Character Camp yang memberikan pengalaman kepada anak dan sangat bisa dipakai saat mereka berada di luar negeri," kata Nina.
Nina menambahkan dukungan guru dan staf pun menjadi hal penting.
"Semua guru sangat suportif dan mau membimbing peserta didik saat terjadi kendala dalam hal pembelajaran. Peserta didik juga sudah terbiasa dengan proses belajar di SMP dan SMA yang padat, berbahasa Inggris, dan faktor terpenting yang menjadi fokus saya adalah karakter kristiani yang kuat," pungkasnya.
4. Menuju Endemi, Persiapan Semakin Matang
Beragam persiapan telah dilakukan SPK BPK Penabur Jakarta dengan mulai diberlakukannya kembali sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100%, sesuai dengan arahan dinas pendidikan.
Persiapan matang telah dilakukan selaras dengan SKB 4 Menteri tentang Pembelajaran Tatap Muka, yakni berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan sekolah, vaksinasi tenaga pendidik dan kependidikan, pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan saat masuk dan keluar sekolah, memakai masker, serta persiapan infrastruktur pembelajaran yang memadai. Persiapan infrastruktur termasuk digitalisasi dan telekomunikasi untuk pemenuhan pembelajaran di masa transisi.