Hal ini terbukti dari hasil survey ketidakpedulian masyarakat oleh BPS pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa 72% masyarakat Indonesia tidak peduli terhadap pengelolaan sampah, dan 53% masyarakat Indonesia menangani sampah dengan cara dibakar.
“Sangat menggembirakan melihat saat ini aspek lingkungan telah menjadi perhatian masyarakat, khususnya generasi muda, bahkan menjadi kegiatan menarik bagi aktualisasi kehidupan bermasyarakat kita. Sangat penting bagi kita untuk menyiapkan generasi penerus yang sehat dan dapat menjadi pionir bagi kepedulian terhadap isu-isu lingkungan, kita juga perlu memberikan perhatian dan dukungan bagi gerakan pemuda yang berdampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan,” katanya.
Jo juga mengatakan bahwa kecintaan anak-anak pada lingkungan perlu ditanamkan sedini mungkin, karena ke depannya, permasalahan lingkungan yang mereka akan hadapi mungkin lebih beragam daripada saat ini.
"Kepada merekalah kita titipkan alam dan lingkungan yang ada saat ini untuk dapat terus membawa manfaat bagi generasi yang akan datang," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengatakan bahwa permasalahan malnutrisi pada anak-anak dan persoalan lingkungan hidup yang cukup serius masih terus berlangsung hingga saat ini di Indonesia.
“Faktanya, melihat hasil penelitian South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) II yang dilakukan oleh FrieslandCampina bekerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam yang melibatkan hampir 14.000 anak, dengan rentang usia antara 6 bulan hingga 12 tahun, secara khusus menyoroti ‘triple burden of malnutrition’, yang terdiri dari kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan kelebihan berat badan/obesitas," katanya.
Bahkan, di wilayah Jawa-Sumatera, kasus anak berperawakan pendek atau stunted masih banyak ditemukan pada anak-anak, dengan prevalensi sebesar 28,4% pada anak dibawah 5 tahun. Sementara, hampir 15% anak usia 7-12 tahun memiliki kelebihan berat badan/obesitas.
Selain itu, sebagian besar anak-anak juga tidak memenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium dan vitamin D, sehingga masalah gizi ini menjadi hal yang sangat penting untuk segera diatasi.
Selain permasalahan kesehatan, FFI juga menyoroti masalah lingkungan hidup yang cukup serius, dan kami ingin berkontribusi untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
Baca Juga: Ibunya Ketiduran saat Beri Susu, Ekspresi Kocak Sang Anak Jadi Sorotan Warganet
Menurut Andrew, ada banyak kebiasaan baik yang bisa dilakukan untuk menjaga bumi dan melestarikan alam, yang semua itu dapat diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, seperti menghemat penggunaan air dan listrik, penghijauan, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, memisahkan barang daur ulang, dan sebagainya.