Suara.com - Gerakan Nusantara (miNUm Susu tiAp hari uNTuk Anak ceRdas Aktif Indonesia) diluncurkan sejak 2013, dan sampai 2021, program ini telah menjangkau 4.999 Sekolah Dasar dengan jangkauan 2.554.458 siswa, dan telah melatih 7.336 guru melalui kegiatan training of trainers.
Memasuki tahun kesepuluh, program yang diinisiasi oleh PT Frisian Flag Indonesia (FFI) ini dibingkai melalui program “School Milk Program 2022”, yang akan diramaikan berbagai program edukasi yang tidak hanya menyoroti masalah gizi namun juga permasalahan lingkungan.
Gerakan Nusantara 2022 akan diikuti oleh 112.000 anak di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat, dan dilaksanakan secara offline pada Agustus-Oktober 2022, bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, serta Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI).
Sebagai produsen produk nutrisi berbasis susu, FFI berkomitmen melakukan berbagai inovasi dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan anak, serta berpartisipasi menanggulangi permasalahan lingkungan hidup.
Baca Juga: Ibunya Ketiduran saat Beri Susu, Ekspresi Kocak Sang Anak Jadi Sorotan Warganet
Program Gerakan Nusantara tahun ini bertujuan untuk mengedukasi keluarga Indonesia mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang, minum susu setiap hari, dan mempromosikan gaya hidup sehat, aktif, dan berkelanjutan.
Dengan berkolaborasi dengan guru dan sekolah untuk meningkatkan kesadaran siswa akan asupan gizi seimbang, melakukan aktivitas fisik yang aktif, berperilaku hidup bersih, dan menjaga lingkungan.
Acara kick off Gerakan Nusantara 2022 dibuka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A, yang mengatakan, “Syarat utama anak-anak untuk bisa belajar dengan merdeka dan optimal adalah gizinya terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, kampanye literasi gizi merupakan hal yang sangat penting dilakukan, khususnya ditengah upaya kita saat ini untuk pulih dari situasi pandemi."
Menurut Nadiem, pendidikan sekolah dasar memainkan peran yang sangat penting untuk menanamkan perilaku hidup sehat sejak usia dini.
Itu sebabnya, Kemendikbud Ristek juga dalam waktu dekat akan meluncurkan program sekolah sehat yang mengedepankan kolaborasi lintas sektor dalam penyediaan makanan sehat di sekolah dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan olahraga secara rutin bagi pelajar.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Penyakit Jantung, Berikut 5 Dampak Minum Susu Terlalu Banyak
Dalam acara yang sama, Direktur Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc., mengatakan bahwa kepedulian masyarakat tentang pengelolaan sampah masih perlu ditingkatkan.
Hal ini terbukti dari hasil survey ketidakpedulian masyarakat oleh BPS pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa 72% masyarakat Indonesia tidak peduli terhadap pengelolaan sampah, dan 53% masyarakat Indonesia menangani sampah dengan cara dibakar.
“Sangat menggembirakan melihat saat ini aspek lingkungan telah menjadi perhatian masyarakat, khususnya generasi muda, bahkan menjadi kegiatan menarik bagi aktualisasi kehidupan bermasyarakat kita. Sangat penting bagi kita untuk menyiapkan generasi penerus yang sehat dan dapat menjadi pionir bagi kepedulian terhadap isu-isu lingkungan, kita juga perlu memberikan perhatian dan dukungan bagi gerakan pemuda yang berdampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan,” katanya.
Jo juga mengatakan bahwa kecintaan anak-anak pada lingkungan perlu ditanamkan sedini mungkin, karena ke depannya, permasalahan lingkungan yang mereka akan hadapi mungkin lebih beragam daripada saat ini.
"Kepada merekalah kita titipkan alam dan lingkungan yang ada saat ini untuk dapat terus membawa manfaat bagi generasi yang akan datang," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengatakan bahwa permasalahan malnutrisi pada anak-anak dan persoalan lingkungan hidup yang cukup serius masih terus berlangsung hingga saat ini di Indonesia.
“Faktanya, melihat hasil penelitian South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) II yang dilakukan oleh FrieslandCampina bekerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam yang melibatkan hampir 14.000 anak, dengan rentang usia antara 6 bulan hingga 12 tahun, secara khusus menyoroti ‘triple burden of malnutrition’, yang terdiri dari kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan kelebihan berat badan/obesitas," katanya.
Bahkan, di wilayah Jawa-Sumatera, kasus anak berperawakan pendek atau stunted masih banyak ditemukan pada anak-anak, dengan prevalensi sebesar 28,4% pada anak dibawah 5 tahun. Sementara, hampir 15% anak usia 7-12 tahun memiliki kelebihan berat badan/obesitas.
Selain itu, sebagian besar anak-anak juga tidak memenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium dan vitamin D, sehingga masalah gizi ini menjadi hal yang sangat penting untuk segera diatasi.
Selain permasalahan kesehatan, FFI juga menyoroti masalah lingkungan hidup yang cukup serius, dan kami ingin berkontribusi untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
Menurut Andrew, ada banyak kebiasaan baik yang bisa dilakukan untuk menjaga bumi dan melestarikan alam, yang semua itu dapat diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, seperti menghemat penggunaan air dan listrik, penghijauan, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, memisahkan barang daur ulang, dan sebagainya.
Gerakan Nusantara 2022 ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan FKM Universitas Indonesia, Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD., yang menuturkan bahwa program ini ibarat sebuah solusi di tengah krisis kesehatan yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia.
Program ini, lanjut dia, dapat menjadi langkah awal untuk memberikan literasi gizi kepada anak-anak di sekolah dasar sebagai bekal di kemudian hari.
“Pedoman Gizi Seimbang dan ‘Isi Piringku’ yang diajarkan di sekolah mencakup pemahaman dasar tentang gizi seimbang, termasuk pentingnya konsumsi minimal segelas susu setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi perkembangan otak dan fisik yang optimal bagi anak-anak usia prasekolah dan sekolah," ucap Ahmad Syafiq.
Protein hewani dan zat gizi lainnya yang dikandung susu, tambah dia, sangat penting untuk membantu menjaga imunitas tubuh keluarga selama masa pandemi.
"Kami berharap, Gerakan Nusantara 2022 dapat mendorong perubahan perilaku yang inovatif untuk melatih anak agar terbiasa dalam menerapkan gaya hidup sehat, aktif dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Sementara Founder Yayasan Nara Kreatif dan PT Nara Sinergi Lingkungan, Nezatullah Ramadhan, mengatakan masalah sampah timbul karena banyak yang membuang namun sedikit yang mengurus.
Sementara di sisi lain, kemampuan pelayanan dalam mengelola sampah yang dihasilkan masyarakat masih sangat terbatas, membuat tempat pengelolaan/penampungan sampah yang tidak mampu lagi menampungnya.
Ia pun berharap program Gerakan Nusantara 2022 dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab permasalahan yang ada, karena literasi mengenai lingkungan dapat diterapkan kepada anak sejak dini dengan menanamkan rasa cinta kepada alam dan memahami esensi alam yang merupakan bagian dari kehidupan manusia.