Suara.com - Penggunaan solusi digital di kehidupan sehari-hari semakin luas, mulai dari media sosial untuk berkomunikasi hingga pembayaran digital yang tersedia di berbagai platform. Solusi digital memberikan kemudahan bagi penggunanya karena menjadikan berbagai kegiatan lebih cepat dan praktis. Tapi, kemudahan tersebut juga diikuti ancaman baru di dunia maya, termasuk ancaman terhadap pencurian data pribadi seperti One Time Password (OTP).
Laporan dari Kaspersky di tahun 2021 yang berjudul “Mapping a digitally secure path for the future of payments in APAC” menunjukkan 2 dari 3 pengguna aplikasi pembayaran digital sudah pernah menemukan setidaknya satu bentuk ancaman keamanan. Dengan maraknya upaya kejahatan, menjadi hal penting bagi penyedia layanan aplikasi dan juga pengguna untuk selalu waspada.
Salah satu upaya menjaga keamanan di platform digital adalah dengan menggunakan OTP. Laporan dari Kaspersky juga menunjukkan bahwa OTP melalui SMS merupakan solusi keamanan yang paling diinginkan oleh konsumen di Asia Pasifik. Di Indonesia, sebanyak 67 persen dari pengguna aplikasi menyebutkan OTP merupakan aspek keamanan yang mereka prioritaskan.
Salah satu dari upaya nyata BukuWarung dalam menjaga keamanan adalah dengan memperbarui proses KYC (Know Your Customer) dengan teknologi biometrik liveness detection yakni teknik yang digunakan untuk mendeteksi sumber penyedia biometrik adalah individu asli, orang lain, atau tipuan seperti foto dan video. KYC atau yang biasa disebut Verifikasi Akun adalah suatu kebijakan yang diterapkan oleh BukuWarung untuk mengetahui identitas dan mengawasi aktivitas transaksi pengguna demi mendukung keamanan ekosistem. Verifikasi Akun juga merupakan syarat bagi pengguna untuk menikmati fitur lengkap dari BukuWarung
Baca Juga: Indeks Bisnis UMKM BRI Kuartal 2 2022, Bisnis Semakin Melesat
“Seiring meningkatnya adopsi layanan keuangan digital, BukuWarung berkomitmen untuk terus meningkatkan edukasi pengguna serta mengedepankan perlindungan konsumen. Dengan menggunakan teknologi KYC liveness detection, diharapkan 7 juta pengguna BukuWarung dapat merasa aman dan terlindungi saat melakukan transaksi online,” ucap Vice President of Operations BukuWarung, Romy Williams.
BukuWarung mempunyai visi dan misi untuk menjadi sebuah sistem operasi untuk bisnis mikro dan mempercepat kesuksesan finansial bagi pengusaha mikro di Indonesia.
Berdiri sejak 2019, BukuWarung telah digunakan lebih dari 7 juta pelaku UMKM di Indonesia. Perjalanan BukuWarung diawali dengan sebuah aplikasi pembukuan dan kini telah berkembang menjadi penyedia solusi keuangan lengkap UMKM dalam 1 aplikasi (all-in-one SMEs financial solution) bagi UMKM untuk solusi Agen Produk Digital (Pulsa, Token Listrik, BPJS, dll), Tagih & Bayar untuk pembayaran dari pelanggan ke merchant, Solusi Modal Usaha, Talangin Dulu untuk Supplier – Merchant, Akses ke komunitas UMKM serta QRIS yang Mudah, Cepat & Praktis).
“Dari pihak BukuWarung tidak ada yang pernah minta OTP dari saya. Saya paham kalau ada yang meminta data pribadi seperti OTP dan password itu niatnya tidak baik. Kalau ada kendala, saya langsung tanyakan ke pihak CS BukuWarung,” kata pemilik toko sembako Syauqia Berkah Makmur di Banten, Alfian.
Selain itu, pengguna BukuWarung bisa mengunjungi halaman web #JagaBersama untuk bisa mempelajari lebih lanjut terkait informasi keamanan digital yang merupakan tanggung jawab bersama.
Baca Juga: Alami Kenaikan, IB UMKM BRI Q2-2022 Naik Menjadi 109,4
Untuk terus meningkatkan keamanan pengguna di platform BukuWarung, perusahaan menggaungkan kampanye #JagaBersama, yakni sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengedukasi pengguna terkait keamanan di dunia maya.