Suara.com - Ajang Vokasiland 2022 yang berlangsung di Grand City Surabaya, Minggu (31/7/2022) berjalan sukses. Salah satu sesi menarik di acara pameran produk inovasi dan teknologi dari satuan pendidkan vokasi seluruh Indonesia ini adalah talkshow bertajuk "Cerita Vokasi".
Acara yang dipandu Marissa Anita ini menampilkan sosok Rahma Agustina, yang kini mulai merintis karier sebagai iOS Developer di sebuah perusahaan terkemuka di Indoneisa. Sebelumnya, Rahma adalah alumni SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus jurusan Rekayasa Perangkat Lunak.
Tak sendiri, Rahma Agustina berbagi cerita inspiratifnya bersama Risa Maharani lulusan SMK NU Banat Kudus dan Abing Susanto Guru SKMN 12 Surabaya.
Saat memutuskan untuk menimba ilmu di MSK RUS, yang merupakan sekolah menengah kejuruan binaan Djarum Foundation ini, bagi Rahma Agustina keputusan ini bukan hal yang mudah. Perempuan 20 tahun ini sadar, juursan Rekayasa Perangkat Lunak bukan bidang studi favorit bagi kaum perempuan.
Baca Juga: Virtual Reality Permudah Siswa Temukan Minat dan Pengalaman Kerja
“Ketika saya masuk SMK RUS, di jurusan itu perempuannya cuma delapan orang dari total 25 siswa. Ini tantangan tersendiri karena sebagai wanita saya tidak ingin dipandang sebelah mata saat belajar," kata Rahma.
Selain itu, Rahma Agustina juga harus melawan stigma di lingkungannya, di mana perempuan harus buru-buru menikah.
"Tidak banyak perempuan khususnya dari daerah saya yang memiliki kesempatan yang sama. Rata-rata dituntut orangtuanya untuk lekas nikah selepas lulus sekolah. Menurut saya, tidak boleh lagi ada pemikiran seperti itu khususnya orangtua. Sebagai perempuan kita harus mandiri dan independen," ujar Rahma.
Rahma Agustina mengaku sangat beruntung bisa mengenyam pendidikan di SMK RUS. Karena baginya, proses belajar mengajar di sekolah ini sangat menyenangkan dan dapat menggali potensi dan passion yang ada dalam dirinya.
"SMK RUS ini pembelajarannya sangat menyenangkan selain karena didukung dengan tools, sumber daya, device berteknologi tinggi, saya juga diberi banyak kesempatan untuk diskusi dengan guru atau mentor. Sehingga ketika ada kesulitan dalam belajar, saya bisa menemukan solusi yang pada akhirnya meningkatkan pengalaman saya. Pada akhirnya, inilah yang membuat saya yakin telah menemukan bakat saya di bidang ini," tutur Rahma.
Baca Juga: Festival Mahakarya Vokasi Hadirkan Kolaborasi Teknologi
Kini, di usia yang terbilang muda, Rahma tergabung dalam tim software engineering yang pekerjaan sehari-harinya menciptakan aplikasi digital. Meski berstatus lulusan SMK, berkat berbagai pengalaman yang ia lewati semasa duduk di sekolah vokasi tersebut, pendapatan Rahma justru menyaingi pekerja bertitel sarjana.
Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Galuh Paskamagma mengatakan kesuksesan Rahma tak lepas dari penerapan metode Merdeka Belajar yang membuat para siswa bisa semakin eksploratif dalam mempelajari bidang studi yang mereka minati selama di duduk bangku sekolah.
"Rahma dan Risa adalah salah satu bukti nyata keberhasilan Merdeka Belajar karena mereka menempuh pendidikan di SMK yang sebelumnya telah menerapkan Merdeka Belajar lebih dulu. Semasa sekolah, mereka bebas belajar sesuai dengan minatnya, hal ini yang mendorong kreativitas dan mengasah keterampilan mereka. Jadi tidak heran, ketika mereka lulus sudah banyak industri yang memperebutkan mereka. Inilah alumni SMK yang bisa kita sebut juga sebagai Mahakarya Vokasi," imbuh Galuh.