Suara.com - Berdasarkan data Statista, saat ini tingkat penetrasi internet global mencapai 63%. Sementara itu ketersediaan smartphone dan paket internet yang ekonomis tidak hanya meningkatkan populasi pengguna internet, tetapi juga berdampak pada peningkatan ekonomi digital.
Dengan kemudahan akses ke internet, para pemasar (marketers) telah menyadari potensi agar brand mereka dapat bertumbuh dan bertahan di ekosistem periklanan digital. Para pengiklan (advertisers) dapat memanfaatkan pasar digital saat ini melalui berbagai cara dan strategi teknologi untuk memperoleh ataupun melibatkan pengguna karena dengan tingkat penetrasi internet yang tinggi, maka peningkatan konsumsi konten online juga semakin cepat.
Karena itulah, teknologi pengiklanan (Adtech) telah mengejar ketertinggalannya di pasar digital. Tidak hanya itu, Adtech memiliki lebih banyak potensi untuk menjangkau audiens yang belum tersentuh.
Namun, menurut Edo Fernando, Country Head Xapads Media Indonesia, menilai bahwa terkadang setelah menginvestasikan anggaran pemasaran dan melakukan upaya terbaik untuk dapat menargetkan dan menarik pengguna, tapi karena alasan tertentu pengguna akan berhenti berinteraksi bahkan menjadi tidak aktif. Hal ini tentu dapat menjadi masalah bagi pengiklan.
“Sayangnya, seringkali para pengiklan masih mencoba mencari celah dan solusi yang berujung pada hasil yang kurang mujur. Saya percaya bahwa Akuisisi Pengguna (User Acquisition) dan Penargetan Ulang (Retargeting) merupakan siklus dari sebuah brand yang harus berjalan beriringan, karena kedua hal tersebut sama pentingnya bagi pengiklan untuk meningkatkan jangkauan dan memori pengguna terhadap sebuah brand.”
Lebih lanjut, Edo pun mengajak publik untuk memahami lebih jauh bagaimana caranya agar pengiklan dapat memperoleh, menargetkan ulang, dan melibatkan pengguna lebih baik dengan prospek dan ROAS yang berkualitas.
Pertama adalah memahami audiens. Menurutnya, ini adalah langkah terpenting untuk masuk ke dalam kelompok audiens yang diinginkan.
“Karena jika tidak memahami audiens yang ditargetkan dan mencoba untuk menjangkau mereka, maka kita seperti menyelam ke kolam renang tanpa mengetahui bagaimana cara berenang,” jelasnya.
Hal ini termasuk memahami faktor-faktor seperti riwayat pengguna, demografi, dan geolokasi karena komponen-komponen ini membantu pengiklan untuk lebih memahami audiens dan ekspektasi mereka dari sebuah brand.
Baca Juga: Ekonomi Digital Akan Ciptakan 2,5 Juta Lapangan Kerja Baru di Indonesia pada 2024
Berikutnya adalah menjalankan strategi membangun cerita yang disesuaikan untuk mempromosikan brand. Ini merupakan cara lain yang efektif untuk mendorong “brand awareness” pada audiens yang ditargetkan.
Pesan yang relevan, sudah disesuaikan, tertarget, dan memiliki dampak tinggi secara efektif akan menjangkau pengguna dan mendorong mereka untuk terkoneksi dengan sebuah brand pada tahap awal promosi kampanye.
Hal berikutnya yang paling penting adalah menemukan saluran (channel) tepat untuk menampilkan cerita dan pesan kepada pengguna yang tepat dengan cara yang berdampak tinggi, paling menarik, hemat biaya, dan terukur. Strategi kampanye yang baik akan memastikan ROI, dampak (impact), dan keterlibatan pengguna sepanjang siklus kampanye.
Selanjutnya adalah push notification, yang dapat diartikan sebagai sebuah pesan singkat berdampak besar untuk sebuah brand dengan mendorong pengguna untuk melakukan tindakan yang diinginkan pada kampanye.
Pemberitahuan semacam itu muncul di layar pengguna dan segera menarik perhatian mereka serta mendorong mereka untuk meng-klik pesan tersebut. Ini adalah pesan komersial yang disajikan oleh pengiklan yang menggabungkan daya tarik emosional, relevansi dan ketepatan waktu dengan CTA yang efektif kepada audiensnya untuk mempertahankan ataupun menarik audiens dengan kemungkinan konversi.
Pengiklan juga perlu melibatkan basis pengguna yang sudah ada. Menargetkan basis pengguna yang sudah ada dapat menjadi sedikit lebih mudah dengan bantuan Retensi Statistik dan “Wake-up Campaigns” daripada memanfaatkan pengguna baru karena pengiklan lebih mengetahui pilihan pengguna yang sudah ada dan dapat secara efektif menjangkau serta menarik mereka kembali.
Dengan “Retention Insights” dan “Wake-up Campaigns”, pengiklan juga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai kapan harus mendapatkan pengguna baru dan seberapa efektif mereka untuk dapat melibatkan basis pengguna yang sudah ada.
“Ekosistem periklanan digital berkembang seiring waktu dan membentuk kembali dirinya sendiri di mana persaingan di antara pasar online juga makin memanas, dan pengguna cenderung menjadi tidak aktif atau beralih ke brand lain dengan berbagai alasan. Dengan demikian, menerapkan strategi-strategi di atas dapat membantu pengiklan dalam menganalisis tingkat akuisisi, keterlibatan, dan keterlibatan kembali pengguna dengan lebih baik.”