Sebelum membangun Automa, pria yang hanya lulusan SMA ini menjalani profesi sebagai petugas administrasi di Pondok Pesantren Daarussyahadah NW, desa Masbagik Selatan, Lombok, NTB. Ketertarikannya membangun Automa diawali dari rasa malas ketika harus melakukan input data berulang-kali sebagai petugas administrasi.
Dari rasa malas tersebut, Ahmad Kholid mencoba mencarikan solusi agar pekerjaan nya menjadi lebih otomatis. Dari sana terciptalah Automa.
“Automa merupakan salah satu bukti atas solusi yang dapat dihadirkan oleh Indonesia untuk dunia melalui pemanfaatan teknologi terdepan. Tentunya, kami akan terus mengembangkan Automa dengan menghadirkan berbagai fitur inovatif, sesuai dengan kebutuhan pengguna yang terus berkembang dalam meningkatkan efisiensi pekerjaan di browser bagi banyak pekerja digital di dunia. Selain itu, kami juga ingin Automa dapat terus memberikan kontribusi dalam menginspirasi talenta digital Tanah Air agar dapat mengoptimalkan berbagai peluang untuk menghadirkan beragam solusi terdepan,” pungkas Kholid.