Suara.com - Universitas Indonesia (UI) mendapat dua penghargaan sekaligus dalam kategori Penghargaan Keunggulan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) tahun 2021/2022. Dua penghargaan tersebut meliputi IKU PTNBH (IKU 6) dan Penghargaan IKU Tertinggi Top 10% Liga PTNBH. Pengumuman tersebut disampaikan Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada Senin (27/6/2022).
Untuk diketahui IKU merupakan ukuran kinerja baru bagi perguruan tinggi untuk mewujudkan perguruan tinggi yang adaptif dengan berbasis luaran lebih konkret. Kebijakan tersebut juga menjadi alat ukur untuk mengakselerasi implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi nomor 3/M/2021 memiliki delapan indikator utama, yaitu IKU 1, lulusan mendapat pekerjaan yang layak; IKU 2, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus; IKU 3, dosen berkegiatan di luar kampus; IKU 4, praktisi mengajar di dalam kampus; IKU 5, hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi internasional; IKU 6, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia; IKU 7, kelas yang kolaboratif dan partisipatif; dan IKU 8, program studi berstandar internasional.
Selain mendapat pengharagaan tersebut, pada kesempatan yang sama, Kemdikbudristek bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke Dua Puluh Satu: Dana Abadi Perguruan Tinggi.
Baca Juga: UI Menerima Penghargaan QS Recognition for Engagement
Program tersebut merupakan lanjutan dari Merdeka Belajar Episode ke Enam: Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi. Dana Abadi Perguruan Tinggi ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mengakselerasi kualitas pendidikan tinggi agar memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing global.
“Kemdikbudristek bekerja sama dengan LPDP menyediakan alokasi pendanaan dari Dana Abadi Perguruan Tinggi untuk menunjang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) menjadi perguruan tinggi kelas dunia. Kemendikbudristek dan LPDP akan melakukan pemadanan (matching) terhadap peningkatan dana abadi berupa dana pokok maupun investasi yang berhasil digalang,” ujar Mendikbud ristek Nadiem Anwar Makarim melalui rilis yang diterima Suara.com.
Dalam alokasi pendanaan tersebut, terbagi dalam tiga periode. Yakni, periode pertama 2 Juni 2022 hingga 31 Desember 2022 dengan total dana Rp445 miliar. Kemudian pada periode kedua mulai 1 Januari 2023 hingga 31 Desember 2023 dengan total dana Rp350 miliar dan periode ketiga mulai 1 Januari 2024 hingga 31 Desember 2024 dengan total dana Rp500 miliar.
Selain Mendikbudristek, penandatanganan kerja sama disaksikan langsung Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Penandatanganan dilakukan Dirjendiktiristek dengan Direktur Utama LPDP; dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktur Kelembagaan dengan Perwakilan Pimpinan Perguruan Tinggi.
Sejumlah 76 perguruan tinggi hadir dalam Peluncuran Merdeka Belajar ke-21, salah satunya adalah Universitas Indonesia (UI) yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia Prof Abdul Haris.
Dalam sambutannya, Rektor UI Prof Ari Kuncoro mengatakan, prestasi UI pada perankingan global, yaitu QS World University Ranking dan Times Higher Education World University Ranking menjadi salah satu indikator keberhasilan dari kerja keras yang telah dilakukan.
Baca Juga: Menhub Apresiasi UI yang Serahkan Bus Listrik untuk Kegiatan G20
“UI terus berkomitmen untuk meningkatkan reputasi akademik dan riset secara global melalui peningkatan kapasitas dosen, infrastruktur, riset dan akademik, pembelajaran daring bertaraf internasional dan kualitas publikasi,” ujarnya melalui tayangan video.
Labih lanjut, ia menjelaskan, pada tahun ini, proposal UI bertemakan 'Penguatan Kapasitas Sumber Daya Universitas Indonesia untuk Meningkatkan Reputasi Akademik Global' dengan program-program yang mendukung mobilitas internasional dosen, peneliti dan mahasiswa, penguatan kolaborasi internasional yang menghasilkan publikasi internasional, peningkatan reputasi akademik, dan internasionalisasi program studi.
Selain itu, program-program tersebut juga memperkuat implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), baik secara nasional maupun internasional.
“Dengan dukungan dari Kemdikbudristek dan LPDP, kami harap kegiatan tersebut dapat terwujud dengan hasil yang optimal sehingga UI mampu berkompetisi secara global. UI siap bersinergi dengan PTN BH lainnya untuk memajukan dunia pendidikan tinggi di Indonesia,” katanya.
Pada agenda yang sama, Kemdikbudristek juga meluncurkan ekosistem penunjang berupa kebijakan dan sistem guna membangun tata kelola perguruan tinggi yang berdaya saing global. Kebijakan tersebut meliputi kebijakan dan Sistem Penilaian Angka Kredit Baru, Basis Data dan Informasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BIMA), Science and Technology Index versi 3 (SINTA), serta Sistem WCU Analytics dan PTNBH Analytics.