Inbis Permata Bunda Menjawab Akses Pekerjaan Bagi Penyandang Disabilitas di Kota Bontang

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 23 Juni 2022 | 22:51 WIB
Inbis Permata Bunda Menjawab Akses Pekerjaan Bagi Penyandang Disabilitas di Kota Bontang
Karyawan Inbis Permata Bunda yang merupakan penyandang disabilitas. (Inbis Permata Bunda)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akses penyandang disabilitas terhadap pekerjaan, nyatanya masih jauh dari kata mudah. Hal ini pun semakin sulit dengan adanya pandemi sejak 2020 lalu.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di tahun 2021 lalu mengungkapkan, setidaknya ada 17,74 juta orang penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang merupakan penyandang disabilitas. Namun dari jumlah tersebut, baru 7,8 juta orang saja yang masuk ke angkatan kerja.

Minimnya akses pekerjaan bagi penyandang disabilitas ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan. Data BPS di tahun yang sama juga menemukan bahwa berdasarkan wilayahnya, persentase pekerja disabilitas di perkotaan turun dari 0,24% menjadi 0,15%. Di pedesaan, persentase pekerja disabilitas turun dari 0,34% menjadi 0,20%.

Hal ini bukan hanya bagi kaum difabel yang memiliki keterbatasan pendidikan, lulusan dari SLB pun kerap masih kesulitan mendapatkan pekerjaan. Seperti diungkapkan Siti Marlina, wanita berumur 34 tahun yang berasal dari Kota Bontang, Kalimantan Timur, pendiri Inkubator Bisnis (Inbis) Permata Bunda.

Baca Juga: Pakai Mukena Nyamar jadi Emak-emak, Pria Ini Gasak HP hingga Laptop di Mal

Siti Marlina, pendiri Inbis Permata Bunda memaparkan, “Bagi para penyandang disabilitas, ada ketakutan terbesar setelah lulus SLB. Selain karena tidak memungkinkannya melanjutkan jenjang pendidikan, akses terhadap pekerjaan yang mampu dilakukan secara profesional oleh mereka pun masih terbatas. Tidak melulu karena mereka tidak mampu, tetapi lebih kepada kesempatan yang ada masih minim terhadap mereka. Ironinya, hal ini kerap terjadi di kota-kota besar Indonesia, terlebih lagi di kota kecil di Kalimantan seperti Bontang ini.”

Siti, yang hidup dekat dengan kelompok penyandang disabilitas sejak kecil, karena kedua orang tuanya adalah pengajar SLB, memiliki kesadaran tinggi bahwa penyandang disabilitas pada hakikatnya mampu berdaya dan berkarya setara dengan orang pada umumnya.

Berbekal pengalaman di bidang pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Siti bersama suami menginisiasi program Inkubator Bisnis (Inbis) Permata Bunda yang berlokasi di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Dalam prosesnya, mereka juga mengajak Sekolah Luar Biasa (SLB) di kota Bontang untuk turut berpartisipasi.

“Khusus siswa SLB yang tidak dapat melanjutkan pendidikan akademis, kami melihat ada potensi untuk membimbing dan melatih mereka dengan fokus pada life-skill, yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing. Hingga saat ini, kami memberdayakan 54 orang penyandang disabilitas dari tuna netra, tuna daksa, tuna grahita, teman tuli, hingga penyandang autis dari berbagai daerah.” tambah Siti, mengutip siaran tertulis yang diterima Suara.com.

Inbis Pertama Bunda bukan hanya sebagai wadah pengaplikasian keterampilan para siswa SLB dan alumni SLB kota Bontang, tetapi juga tempat mencari nafkah bagi mereka yang telah berhasil dilatih, menjadi pemagang dan karyawan dalam beberapa lini usaha yang dijalankan bersama.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Divonis Bersalah Oleh Pengadilan Karena Pecat Sepihak ASN Difabel

Saat ini, Inbis Permata Bunda memiliki tiga lini usaha, diantaranya adalah sablon, kuliner, dan sayuran.

Karyawan pertama Inbis Permata Bunda adalah Rizky Erfanda, laki-laki berusia 26 tahun yang merupakan penyandang tuli dan merupakan tulang punggung keluarga.

Rizky fokus mengurus bisnis sablon dalam naungan Inbis Permata Bunda yang berhasil membawanya mengantongi uang hingga 5 - 6 juta rupiah per bulannya. Beragam keterampilan Rizky kuasai, diantaranya adalah menyablon baju, memasang wallpaper, hingga membuat kue kering.

“Kelebihan dari teman-teman penyandang disabilitas adalah daya juang mereka yang luar biasa, fisik yang kuat, dan pantang menyerah,” ujar Siti.

Berlokasi di Kampung Aren Berdaya Ramah Disabilitas yang menjunjung kehidupan bermasyarakat yang inklusif dengan hidup berdampingan bersama para penyandang disabilitas, Inbis Permata Bunda merupakan salah satu Sustainable Entrepreneurship Program for Disability dari PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) yang telah dibina sejak 2016 hingga tahun 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI