Suara.com - Selama lima dekade terakhir, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan manajemen lingkungan hidup melalui sejumlah inisiatif. Salah satunya adalah praktik ekonomi sirkular dan pemilihan plastik kemasan besar.
Untuk mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup tersebut, Le Minerale dan KLHK mengadakan dialog lintas generasi bertajuk “Sejuk Bersama Untuk Lingkungan”. Acara ini dihadiri oleh Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari (Dirjen PHL) KLHK Agus Justianto, Kepala Biro Humas KLHK RI Nunu Anugrah, Direktur Le Minerale Johan Muliawan, Christine Halim Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), perwakilan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI).
“Indonesia berkomitmen untuk meratifikasi keputusan politik dan perjanjian internasional. Di tahun 2022, posisi Indonesia di G20 semakin kuat. Isu lingkungan yang diangkat oleh pemerintahan RI sejajar dengan hasil pertemuan pada G7. Diplomasi lingkungan melalui pengaturan norma yang kuat akan menjadi kekuatan Indonesia di dunia internasional. Konsep kebijakan yang telah dikembangkan oleh pemerintahan perlu diteruskan oleh kita, masyarakat Indonesia demi meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup Tanah Air,” tutur Agus.
Dialog ini mendiskusikan manajemen lingkungan Indonesia selama 50 tahun terakhir dan strategi pelestarian lingkungan di masa depan, salah satunya adalah praktik ekonomi sirkular dan pemilihan plastik kemasan besar.
Baca Juga: Sampah Plastik di Indonesia Tidak Terkelola dengan Baik, Waste4Change Berikan Solusi
Untuk melanjutkan berbagai inisiatif tersebut, KLHK terus mendorong upaya konservasi lingkungan melalui pelibatan industri dan masyarakat, utamanya generasi muda dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.
Kepala Biro Humas KLHK RI, Nunu Anugrah, mengatakan, “Dalam perjalanan mengupayakan keberlanjutan, berbagai pemangku kepentingan harus dilibatkan. Salah satu peran serta aktif swasta adalah dengan adanya Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale. Kami mengapresiasi gerakan ini, sebagai salah satu langkah konkret dalam menerjemahkan solusi internasional ke solusi lokal. Masyarakat Indonesia harus living by example, dengan melakukan aksi-aksi untuk melestarikan lingkungan.”
Tiga langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat telah dijabarkan melalui dialog kali ini, yaitu dengan memilah sampah, melakukan daur ulang, serta memilih kemasan plastik berukuran besar saat menggunakan plastik.
Hal ini sejalan dengan apa yang sudah dilakukan Le Minerale melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional atau GESN, sebuah gerakan yang bermula dari dukungan Le MInerale terhadap Peraturan Menteri KLHK No. 75 tahun 2019, serta komitmen untuk menciptakan produk yang sehat, aman serta berperan menjaga lingkungan. GESN dimulai dengan kolaborasi antara Le Minerale dengan KLHK, ADUPI, IPI, dan hingga kini telah merambah hingga lebih dari 12 mitra atau stakeholder lainnya.
Direktur Le Minerale, Johan Muliawan mengatakan, “Sebagai produsen yang menggunakan plastik sebagai kemasan, kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sisa konsumsi produk kami terkelola dan tidak menumpuk di TPA, melainkan dapat menjadi bahan baku untuk produk yang bermanfaat.”
Baca Juga: Ngeri Banget! Timbunan Sampah Plastik Cemari Laut Indonesia
GESN Le Minerale juga membangun ekosistem ekonomi sirkular yang memadai.
“Sejak dimulainya GESN oleh Le Minerale, telah berhasil meningkatkan collection rate 98% dibanding sebelum adanya program. Bahkan saat ini, kami sudah berhasil mengumpulkan sampah plastik hingga 6.300 ton dalam 1 tahun,” ujar Johan Muliawan, Direktur Le Minerale.
Program GESN Le Minerale menargetkan peningkatan kinerja mitra lapak sebesar 20%. GESN pun diharapkan dapat mendorong utilisasi daur ulang plastik untuk nilai ekonomi yang lebih tinggi, menyediakan recycle points di berbagai lokasi, dan terus berupaya mengedukasi masyarakat Indonesia untuk bijak dalam mengelola plastik.
Corporate Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya, Ronald Atmadja, mengatakan, “Sejauh ini, Le Minerale melakukan berbagai upaya untuk mendukung target Indonesia untuk mengurangi sampah produsen sebanyak 30% pada awal tahun 2030. Kami dari Le Minerale pun akan terus mendukung upaya ini, salah satunya dengan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan 10 botol plastik Le Minerale yang akan kami konversi menjadi penanaman satu bibit pohon pada Pekan Raya Jakarta mendatang. Le Minerale akan terus mencari peluang untuk berkontribusi positif dan berkembang tidak hanya untuk bisnis, tetapi untuk mendukung Indonesia yang sejuk dan lestari.”
Rencana-rencana tersebut diamini oleh Sinta Saptarina Soemiarno, Direktur Pengurangan Sampah KLHK.
“Le Minerale sudah cukup baik track record-nya untuk pelaksanaan peta jalan KLHK dan pencapaiannya sangat memuaskan. Kami berharap ekonomi sirkular terus diperkuat dan perpanjangan umur pemakaian plastik terus dimaksimalkan untuk menghindari volume pencemaran,” katanya.