Intra day trader memiliki time frame yang lebih sedikit dengan target keuntungan hanya 0.5% hingga 2%. Tetapi, dengan frekuensi perdagangan yang tinggi, mereka bisa mendapatkan akumulasi keuntungan dari beberapa transaksi sekaligus dalam sehari.
Hal yang berbeda dilakukan oleh investor saham. Mereka akan membeli saham-saham tertentu yang sudah melewati “fit and proper test” untuk memastikan keuntungannya bisa berkembang seiring waktu. Seorang investor saham dapat menahan saham dalam waktu bertahun-tahun, bahkan sampai puluhan tahun. Dan, pada saatnya dilepas, tingkat keuntungannya bisa beratus-ratus persen.
3. Strategi dan analisis
Trader biasanya akan lebih banyak menggunakan analisis teknikal saat sedang melakukan trading saham, dan berfokus pada sejarah perkembangan harga saham itu sendiri. Dengan memperhatikan pola kenaikan dan penurunan harga saham, mereka bisa memproyeksikan ke mana pasar akan bergerak sehingga bisa jadi dasar untuk mengambil keputusan trading: mau jual atau beli saham. Alat yang digunakan adalah chart atau grafik historis harga saham. Salah satunya mencermati candlestick pattern.
Sedangkan, investor saham akan lebih banyak menggunakan analisis secara fundamental terhadap saham dan perusahaan penerbitnya untuk kemudian menentukan saham mana yang layak dibeli, dan dikoleksi.
Untuk melakukannya dengan baik, investor saham akan lebih banyak mencermati laporan keuangan, potensi bisnis dan industri emiten yang bersangkutan, tingkat persaingan bisnis, sampai kondisi makro ekonomi negara.
Akhirnya, bagi yang ingin mendapatkan penghasilan setiap harinya, maka trading saham mungkin cocok untuk dilakukan. Sedangkan, bagi kamu yang sudah memiliki pekerjaan lain di luar bursa, trading saham barangkali tidak akan cocok, karena membutuhkan waktu untuk mencermati pergerakan pasar secara terus menerus seperti halnya para trader.
Jadi, mana yang lebih baik? Semuanya kembali kepada tujuan, karakter, dan kebutuhan masing-masing.