Suara.com - Memperingati Hari Kartini, brand bumbu masak Sasa menggelar media gathering bertajuk "Kartini Masa Kini, Sukses Masak dan Karir" pada Kamis (21/4/2022).
Tak hanya media gathering, perusahaan pembuat makanan dan bumbu masakan tersebut juga memaparkan kegiatan CSR unggulan yang telah dilakukannya di masa pandemi Covid-19.
Rida Atmiyanti, Head of Goverment Relation PT Sasa Inti mengatakan, dalam melakukan kegiatan CSR, perusahaannya memiliki keterkaitan strategi bisnis perusahaan dengan CSR.
Ada tiga hal yang juga menjadi fokus perusahaanya, yakni People, Profit, dan Planet.
Baca Juga: 3 Alasan Penting Setiap Orang harus Menghormati Emansipasi Wanita
Terkait dengan people, Rida menuturkan, yang menjadi fokus perhatian perusahaan adalah aktivitas yang mengutamakan pada pendidikan, kesehatan, dan kegiatan yang men-support happiness (kebahagiaan).
“Karena perusahaan kami punya tagline happiness, dimana Sasa membawa kebahagiaan, atau membagi kebahagian melalui makanan yang mudah disajikan, lezat dan sehat. Jadi, itu yang kami tekankan,” jelasnya.
Sementara untuk profit, Rida memastikan bahwa seluruh kegiatan CSR harus memiliki dampak terhadap bisnis, artinya harus bisa membuat bisnis itu menjadi lebih sukses.
Untuk jangka panjang, kata Rida, yang menjadi tren adalah penambahan kata ‘Sehat’ pada misinya, menyajikan makanan yang mudah disajikan, lezat dan sehat.
“Nah, kata sehat ini sendiri memiliki banyak implikasi termasuk kepada kegiatan-kegiatan kami,” tandasnya.
Baca Juga: Hari Kartini, Shandy Purnamasari Beri Penghargaan dan Sumbangan ke 10 Perempuan Mandiri
Selama pandemi Covid-19, Rida menuturkan, perusahaannya telah banyak melakukan program CSR yang berkaitan dengan masa New Normal.
“Seluruh kegiatan CSR di masa New Normal ini difokuskan untuk pencegahan penyebaran, percepatan vaksin, dan seterusnya,” katanya.
Beberapa program CSR unggulan di masa pandemi Covid-19 dan Kenormalan Baru yang dilakukan Sasa di antaranya:
Menyediakan bantuan vitamin, obat dan buah kepada karyawan yang terpapar Covid.
Membentuk “group konsultasi” tentang Covid untuk memberikan informasi, memantau kondisi dan memberi semangat kepada karyawan yang terpapar Covid-19.
Bekerja sama dengan pihak asuransi kesehatan untuk memberikan konsultasi gratis terutama bagi karyawan yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Mengedukasi karyawan secara rutin mengenal berbagai informasi terkait Covid-19 untuk meningkatkan “awareness”.
Melaksanakan swab antigen rutin kepada seluruh karyawan setiap sebulan sekali.
Menyediakan karantina mandiri untuk karyawan jika terpapar Covid.
Bantuan sembako untuk seluruh karyawan di pabrik setiap 2 bulan sekali mulai April 2020.
Menyediakan vitamin dan masker untuk karyawan yang rutin dibagikan setiap bulan.
Selain untuk internal, dilakukan pula CSR untuk eksternal melalui program Pembinaan UMKM atau Culinary Camp.
“Ini menjadi program unggulan, karena di masa pandemi menjadi fokus pemerintah, bagaimana kita menggeliatkan ekonomi di masa New Normal, maka (dari itu) UMKM menjadi fokus kami pada tahun ini,” kata Rida.
Tidak berhenti sampai di situ, sejumlah kegiatan CSR lain juga telah dilakukan, seperti donasi generator oksigen di 2 RSUD di 2 kota yang terdekat dengan lokasi pabrik (Amurang & Probolinggo); Pembinaan petani kelapa; Budidaya lebah tanpa sengat; Donasi makanan matang untuk nakes atau relawan yang menangani Covid-19, bekerja sama dengan Omar Niode Foundation menggunakan kemasan ramah lingkungan; Support kegiatan vaksin untuk masyarakat kolaborasi dengan Walubi dan TNI di sejumlah lokasi di Jakarta; Support kegiatan donor darah yang lebih sulit didapatkan pada saat pandemic; Pelatihan Ayo Cegah Stunting di 2 kota yaitu Amurang dan Gending.
Adapun beberapa capaian dan manfaat yang diraih Sasa hasil dari kegiatan CSR yang telah dilakukan.
Untuk internal, Rida menyebut bahwa kegiatan bisnis masih berjalan dan dapat bertahan di era kenormalan baru, meskipun karyawan ada yang terpapar tetapai tidak sampai melumpuhkan bisnis.
Sementara secara eksternal, seperti dikatakan Rida, manfaat yang diraih dengan berbagai kegiatan itu perusahaan memiliki relasi yang baik dengan para kepala daerah sehingga memudahkan perusahaan jika ada masalah terkait penanganan Covid seperti penyediaan vaksin, fasilitas isoman, dan sebagainya.
Kemudian manfaat lainnya adalah awareness tentang Sasa (juga) meningkat dengan banyaknya exposure di media sosial terkait aktivitas CSR di masa kenormalan baru, terutama vaksinasi.
Lalu, adanya peluang bisnis baru melalui pembinaan UMKM ada ribuan data yang bisa di follow up.
“Jadi, kami memiliki database dari UMKM yang sudah kami bina untuk di follow up oleh tim sales,” ujar Rida.
Selain menjelaskan tentang CSR, Chef Rendy Kongs selaku Head of Corporate Chef and Food Service Relation PT Sasa Inti ikut mengajak media memasak bersama.
Salah satu menunya adalah Ketupat kandangan yang menjadi salah satu kuliner populer di Banjarmasin.
Ketupat kandangan terdiri dari ketupat dan perpaduan antara kuah santan dengan ikan manyung yang dimasak dengan cara diasap.
Uniknya ketupat yang digunakan berbeda dengan ketupat pada umumnya, karena menggunakan beras lokal (beras pera), sehingga tekstur ketupat akan lebih berbulir dan tidak padat seperti beras jawa yang pulen.