Suara.com - 520 mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus (Beswan Djarum) angkatan 2021/2022 mendapatkan Pelatihan Leadership Development. Salah satu materi yang diberikan adalah kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking.
Kemampuan public speaking dianggap sangat penting, agar generasi muda bisa menyampaikan pendapatnya dengan baik dan pesan yang disampaikan dapat tersalurkan. Apalagi di tengah perkembangan teknologi informasi saat ini, teknik public speaking juga harus berkembang dan adaptif.
"Teknologi komunikasi seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams dan aplikasi video conference lainnya sudah tidak asing kita gunakan. Saat kita melakukan diskusi atau presentasi melalui media tersebut, sebetulnya kita juga sedang melakukan public speaking," kata praktisi komunikasi Cornelia Laksmi Dewi Supama, yang juga menjadi salah satu pembicara untuk mahasiswa Beswan Djarum, seperti dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com.
"Namun bagi banyak orang, public speaking secara digital ini juga merupakan tantangan tersendiri. Minimnya interaksi dengan audiens dapat membuat pesan yang dibagikan tidak dapat dipahami dengan baik," kata Laksmi menambahkan.
Baca Juga: SMK Raden Umar Said Kudus Jadi Tempat Magang 18 Siswa dari 9 SMK di Indonesia, Apa Istimewanya?
Menurut Laksmi yang juga seorang jurnalis tv, banyak hambatan yang dijumpai bagi orang yang melakukan public speaking. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan kecakapan yang dinamakan leadership voice.
"Leadership voice adalah cara seorang pembicara atau narasumber untuk menyampaikan ide dan gagasannya kepada para audiens. Leadership voice menjadi refleksi dari gagasan dan ide yang kita miliki. Agar gagasan dan ide kita tersebut dapat diterima dengan baik oleh para audiens, kita harus mampu menyampaikannya dengan jelas, lugas, terstruktur dan persuasif," ujar Laksmi.
Menurut Laksmi, untuk mengasah leadership voice seseorang harus mengasah inner dan outer confidence. Inner voice adalah kemampuan menguasai materi, gagasan, dan ide yang ingin disampaikan.
"Termasuk juga cara penyampaiannya. Kita harus mampu menarik perhatian dari para audiens untuk mendengarkan apa yang akan kita sampaikan," imbuh Laksmi.
Sementara outer confidence adalah hal-hal yang bisa dilihat orang lain atau audience. Dalam hal ini adalah artikulasi dan tempo saat berbicara, eye contact dengan audiens, gestur badan dan ekspresi yang kita tunjukkan serta pakaian yang kita gunakan.
Baca Juga: Metode Design Thinking, Agar Pemuda Indonesia Berpikir Kritis dan Kreatif